Pernah Dibuang Sejak Lahir, Hidayat Arsani Bangkit Jadi Gubernur Babel

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Pernah Dibuang Sejak Lahir, Hidayat Arsani Bangkit Jadi Gubernur Babel

Kehidupan yang Penuh Perjuangan dan Keteguhan

Kehidupan bisa saja berubah secara tak terduga dari titik awalnya. Hal ini juga dialami oleh Hidayat Arsani, Gubernur Bangka Belitung (Babel). Dari masa kecil yang penuh kesulitan hingga menjadi seorang pemimpin, kisah hidupnya menginspirasi banyak orang.

Hidayat lahir tanpa mengenal orang tua kandungnya. Ia tumbuh dalam kondisi yang sangat miskin. Namun, keteguhan dan semangatnya membawanya meraih kesuksesan yang luar biasa. Dalam sebuah acara silaturahmi bersama para tokoh, ia menceritakan perjalanan hidupnya yang tidak biasa.

Pada hari ulang tahunnya yang ke-62, Hidayat mengungkapkan bahwa dirinya pernah menjadi bayi yang ditinggalkan. Tahun 1963, seorang perempuan bernama Fatimah Bin Sedu menemukan bayi berusia sehari yang tubuhnya membiru, hanya ditemani dua botol susu dan dua popok di dekat Rumah Sakit Timah. Bayi itu kemudian diserahkan kepada pasangan Arsani dan Muhaya, yang kelak menjadi orang tua angkatnya.

“Bayi itu sudah dalam kondisi membiru, menunggu seseorang untuk mengambilnya. Itulah Hidayat Arsani sebenarnya,” ujarnya. Ia mengaku, hingga hari ini tidak pernah bertemu orang tua kandungnya. “Saya hanya berdoa kepada Allah Swt. Mungkin mereka sudah meninggal, mungkin masih ada. Saya tidak pernah tahu.”

Masa Kecil dalam Kesulitan

Dibesarkan di tengah keterbatasan, Hidayat kecil belajar bertahan dengan cara yang keras. Di usia sekolah dasar, ia sudah berjualan es, tempe, sayur, dan ikan untuk membantu kehidupan keluarga. Saat duduk di bangku kelas 4 hingga 6 SD, ia beralih menjadi pedagang kaki lima, bahkan penjual minyak keliling dari Gabek sampai Semabung.

“Apapun saya tempukan demi mencari sesuap nasi untuk saya sendiri,” ujarnya. Ia juga pernah menjadi tukang pikul barang, tukang gali sumur, hingga tukang aspal jalan. Saksi hidup dari masa-masa itu, kata Hidayat, masih ada hingga sekarang.

Kesederhanaan membuat cita-citanya dulu tidak muluk. “Waktu kecil saya hanya ingin jadi sopir truk atau sopir angkot, karena saya pikir tidak mungkin bisa kuliah, tidak mungkin bisa sekolah tinggi,” ungkapnya. Namun perjalanan hidup justru membawanya jauh melampaui batas-batas yang ia bayangkan.

Menjadi Pengusaha

Keteguhan itu akhirnya mengantarkannya ke dunia usaha. Hidayat mendirikan Arsani Group, yang menaungi sejumlah bisnis strategis di Bangka Belitung. Bidang kesehatan menjadi salah satu fokus pentingnya, terbukti dari pembangunan RS Muhaya dan RS Arsani. Nama kedua rumah sakit itu ia ambil dari nama orang tua angkatnya, sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang telah merawatnya sejak bayi.

Hidayat juga dikenal sebagai sosok pekerja keras yang memanfaatkan setiap peluang. Ia pernah mendapat penghargaan Maha Karya Pembangunan dari Gubernur Babel Eko Maulana Ali pada 2012. Pencapaian tersebut menjadi bukti bagaimana kerja kerasnya dalam membangun infrastruktur dan pelayanan masyarakat melalui jalur usaha.

Terjun ke Dunia Politik

Tidak puas hanya di jalur bisnis, Hidayat kemudian menapaki jalan politik. Tahun 2014 hingga 2017, ia dipercaya menjabat sebagai Wakil Gubernur Babel. Perjalanan itu berlanjut hingga akhirnya pada Pilkada 2024, Hidayat terpilih sebagai Gubernur periode 2025–2030, setelah meraih suara terbanyak.

“Hidup saya ibarat besi ketemu besi. Dari kecil saya ditempa dengan susah payah, dan ternyata Allah memberi amanah luar biasa. Pertama saya wakil gubernur, kedua saya gubernur,” katanya penuh haru.

Ketabahan yang Menginspirasi

Kisah hidup Hidayat menjadi inspirasi banyak orang. Dari bayi yang nyaris kehilangan kesempatan hidup, ia menjelma menjadi seorang pemimpin. Baginya, setiap perjalanan penuh liku adalah bukti nyata kasih sayang Allah Swt. “Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada umat-Nya,” ucapnya.

Kini, di usianya yang ke-62, Hidayat Arsani bukan hanya seorang pejabat publik, melainkan simbol bagaimana keteguhan, kerja keras, dan keyakinan pada Tuhan mampu mengubah nasib seseorang. Dari dua botol susu dan sepasang popok, kisah itu berlanjut hingga kursi kepemimpinan tertinggi di Bangka Belitung.