Kebocoran 13.500 Tahanan Nepal Usai Demo

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kekacauan di Nepal Akibat Demonstrasi Besar

Kepolisian Nepal mengungkapkan bahwa lebih dari 13.500 tahanan melarikan diri dari berbagai penjara di seluruh negeri, setelah terjadi demonstrasi besar yang berakhir ricuh. Demonstrasi ini dikenal sebagai "Revolusi Gen Z" dan menimbulkan kekacauan yang luar biasa.

Dalam pernyataannya, juru bicara Kepolisian Nepal, Binod Ghimire, menyebutkan bahwa tiga polisi tewas dalam peristiwa tersebut. Ia juga mengonfirmasi bahwa lebih dari 13.500 tahanan telah kabur dari penjara di berbagai wilayah negara. Video yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan narapidana keluar dari Penjara Dillibazar, Kathmandu. Mereka sempat ditahan oleh personel Angkatan Darat saat mencoba untuk keluar sambil menuntut pembebasan.

Situasi semakin memburuk ketika aparat kepolisian, kecuali markas besar kepolisian, mundur dari penjagaan penjara sejak aksi protes antikorupsi memanas. Hal ini memicu krisis keamanan yang semakin genting.

Militer Turun ke Jalan

Tentara Nepal dikerahkan ke jalan-jalan ibu kota untuk memulihkan ketertiban pada Rabu. Tank lapis baja dan kendaraan pengangkut pasukan terlihat melintas di antara bangkai kendaraan serta gedung-gedung yang terbakar. Militer juga mengumumkan jam malam melalui pengeras suara, menyusul pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli setelah gedung parlemen dibakar massa.

Panglima Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyerukan kepada para pengunjuk rasa untuk menghentikan aksi kekerasan dan memilih jalan dialog. Ia menegaskan pentingnya menjaga stabilitas negara.

Dari Protes Jadi Kerusuhan

Gelombang protes bermula pada Senin di Kathmandu. Awalnya, massa demo yang menyebut diri mereka gerakan “Gen Z” menolak kebijakan pemerintah terhadap larangan media sosial dan korupsi yang merajalela. Namun, aksi tersebut dengan cepat berubah menjadi kerusuhan. Lebih dari 19 orang tewas akibat tindakan keras aparat.

Gedung-gedung pemerintah, rumah politisi, hingga pusat perbelanjaan dibakar massa. Tulisan bernada perlawanan bahkan terlihat di dinding gedung parlemen yang hangus, ditandatangani dengan nama “Gen Z”.

Kemarahan massa mencapai puncaknya pada Selasa malam, ketika rumah pribadi Perdana Menteri Oli diserang dan dibakar. Politikus berusia 73 tahun tersebut lantas mengundurkan diri dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.

Dev Kumar Khatiwada (60), pensiunan polisi, menyampaikan bahwa ini akibat dari perbuatan buruk para pemimpin kita. Meski begitu, ia mengecam aksi pembakaran gedung-gedung besar sebagai tindakan yang tidak tepat.

Tantangan Serius bagi Nepal

International Crisis Group menyebut peristiwa ini sebagai titik balik besar dalam perjalanan demokrasi Nepal. Desakan internasional datang dari berbagai pihak. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menghindari eskalasi kekerasan lebih lanjut.

Para pakar menilai, Nepal membutuhkan pemerintahan sementara. “Transisi harus segera disusun, melibatkan tokoh yang dipercaya masyarakat, terutama kaum muda,” ujar analis Crisis Group, Ashish Pradhan.

Nepal menghadapi tantangan serius dengan lebih dari 20 persen pemuda usia 15–24 tahun menganggur. Data Bank Dunia mencatat produk domestik bruto (PDB) per kapita negara itu hanya 1.447 dolar AS atau sekitar Rp 23,7 juta (kurs hari Kamis, 11/9/2025).

Sebelumnya, pemerintah Nepal memblokir 26 platform media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan X, memicu kemarahan publik. Meski sebagian akses sudah dipulihkan, video yang menyoroti jurang sosial antara politisi kaya dan rakyat jelata justru semakin viral di media sosial TikTok yang tidak diblokir.