
Liturgi Katolik Hari Sabtu 23 Agustus 2025
Pada hari Sabtu, tanggal 23 Agustus 2025, liturgi Katolik menghadirkan perayaan Hari Sabtu Biasa XX. Di hari ini juga dirayakan Perayaan Fakultatif Santa Rosa da Lima, seorang perawan, serta Santo Filipus Benizi, seorang pengaku iman. Warna liturgi yang digunakan pada hari ini adalah hijau, yang mencerminkan harapan dan pertumbuhan dalam iman.
Bacaan-bacaan liturgi untuk hari ini terdiri dari beberapa bagian. Bacaan pertama diambil dari kitab Rut, pasal 2:1-3.8-11;4:13-17. Kitab ini menceritakan kisah Rut, seorang wanita Moab yang setia kepada mertuanya, Naomi. Dalam cerita ini, Tuhan menunjukkan kasih-Nya melalui Boas, seorang kerabat dari pihak suami Naomi. Boas memberikan perlindungan dan keberkahan bagi Rut, yang akhirnya menjadi ibu dari Obed, ayah Isai dan ayah Daud. Pesan utama dari bacaan ini adalah tentang kesetiaan, kasih, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Mazmur tanggapan yang dibacakan adalah Mazmur 128:1-2.3.4.5. Mazmur ini mengajak umat untuk bersyukur atas berkat-berkat yang diterima dari Tuhan. Kehidupan yang baik dan harmonis akan datang jika seseorang hidup dengan takwa dan menjalani jalan yang benar. Isteri dan anak-anak akan menjadi berkat dalam rumah tangga, dan Tuhan akan memberkati orang-orang yang hidup dengan benar.
Bait Pengantar Injil diambil dari Matius 23:9a,10b. Ayat ini menyatakan bahwa hanya satu Bapa yang ada di surga, dan satu pemimpin adalah Kristus. Ini mengingatkan kita bahwa semua panggilan dan otoritas dalam iman berasal dari Yesus Kristus.
Bacaan Injil diambil dari Matius 23:1-12. Yesus mengkritik para ahli Taurat dan orang Farisi yang mengajarkan sesuatu tetapi tidak melakukannya. Mereka membebani orang lain dengan aturan, namun tidak membantu memikul beban tersebut. Yesus menegaskan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang rendah hati dan mau melayani. "Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan." (Mat 23:11-12)
Renungan Katolik
Kerendahan Hati yang Mengangkat
Hari ini, bacaan Injil mengajak kita untuk merenungkan pentingnya kerendahan hati dalam hidup beriman. Yesus menegur para ahli Taurat dan orang Farisi yang lebih peduli pada penampilan daripada tindakan nyata. Mereka mengajarkan sesuatu, tetapi tidak melakukannya. Ini menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa iman tidak hanya diucapkan, tetapi juga dilakukan.
Konteks Injil
Yesus berbicara kepada orang banyak dan murid-murid-Nya. Ia mengakui bahwa para ahli Taurat dan orang Farisi memiliki otoritas, tetapi Yesus mengkritik perilaku mereka yang tidak konsisten antara perkataan dan tindakan. Mereka membebani orang lain dengan aturan, tetapi tidak membantu memikul beban itu. Ini menjadi contoh buruk bagi pemimpin dan pengajar.
Pelajaran yang Bisa Kita Ambil
-
Kerendahan Hati Adalah Dasar Pelayanan
Yesus mengajarkan bahwa pemimpin sejati bukan yang duduk di tempat kehormatan, melainkan yang mau mencuci kaki orang lain. Dalam pelayanan Katolik, entah sebagai imam, biarawan/biarawati, atau umat biasa, kita dipanggil untuk mengutamakan pelayanan, bukan gengsi. -
Hati yang Konsisten
Bahaya besar orang beriman adalah mengajarkan kebaikan tetapi hidupnya bertolak belakang. Yesus mengingatkan bahwa kesaksian hidup jauh lebih kuat daripada kata-kata indah. -
Menghindari Gengsi Rohani
Kadang, tanpa sadar kita mencari pengakuan rohani—ingin terlihat lebih saleh, lebih tahu, atau lebih “dekat” dengan Tuhan dibanding orang lain. Yesus menegur sikap ini dan mengajak kita untuk kembali kepada kesederhanaan hati.
Relevansi di Era Digital
Di zaman media sosial, pencitraan bisa masuk bahkan ke kehidupan rohani. Kita bisa sibuk memposting aktivitas pelayanan, tetapi hati kita tidak sungguh melayani. Kerendahan hati digital berarti kita tetap melayani tanpa harus selalu mendapat “like” atau pujian online.
Aplikasi Hidup
Saat melayani di gereja, tanyakan: Apakah aku melakukannya untuk Tuhan atau untuk dilihat orang? Berlatih mendahulukan kepentingan orang lain. Menghargai peran kecil dalam pelayanan, karena di mata Tuhan tidak ada tugas yang remeh.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk melayani dengan tulus dan rendah hati. Singkirkan kesombongan dari hati kami, agar dalam setiap pelayanan, Engkau yang dimuliakan, bukan kami. Amin.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!