
Anime dengan Karakter yang Tidak Jelas Baik dan Jahat
Dalam dunia anime, biasanya penonton bisa dengan mudah membedakan antara pahlawan dan penjahat. Namun, tidak semua anime menyajikan narasi yang jelas seperti itu. Ada beberapa seri yang menampilkan karakter dengan moralitas yang kompleks, di mana baik atau jahatnya suatu tokoh tergantung dari perspektif penonton. Berikut ini adalah lima anime yang akan membuat kamu meragukan siapa sebenarnya penjahatnya.
1. Psycho-Pass
Anime yang berlatar masa depan ini menggambarkan Jepang yang dikuasai oleh Sistem Sybil. Teknologi ini mampu memprediksi kejahatan berdasarkan kondisi mental seseorang, sehingga petugas bisa menangkap para pelaku kejahatan sebelum tindakan mereka terjadi. Namun, pada awal cerita, sang protagonis, Akane Tsunemori, mulai menyadari bahwa sistem tersebut memiliki kelemahan.
Sistem Sybil sering kali mengeksekusi orang-orang yang tidak bersalah. Di sisi lain, ada Shogo Makishima yang mampu melakukan kejahatan tanpa terdeteksi. Ia bahkan bisa membunuh banyak orang di depan publik tanpa dianggap bersalah. Konflik ini menciptakan pertanyaan besar: Apakah Makishima benar-benar penjahat? Atau justru ia sedang melawan sistem yang salah?
2. Paranoia Agent
Karya klasik Satoshi Kon ini memperkenalkan kisah tentang Tsukiko Sagi yang mengaku diserang oleh Shounen Bat. Namun, semakin banyak orang juga mengaku mengalami hal yang sama, meski tidak ada bukti nyata tentang keberadaan Shounen Bat. Ini membuat penonton bertanya apakah Shounen Bat benar-benar ada atau hanya simbol dari rasa bersalah seseorang.
Cerita ini memaksa penonton untuk memikirkan lebih dalam tentang realitas dan kebenaran. Apakah kejahatan yang dilakukan Shounen Bat benar-benar nyata, atau hanya ilusi dari pikiran manusia?
3. Guilty Crown
Guilty Crown menceritakan Jepang yang diserang oleh wabah Apocalypse Virus. Untuk menjaga ketertiban, GHQ mengambil alih negara tersebut dengan cara yang sangat otoriter. Tokoh utama, Shu Ouma, awalnya ingin membebaskan Jepang dari GHQ. Namun, setelah kehilangan teman-temannya, Shu menjadi seorang tiran.
Moralitas Shu pun menjadi dipertanyakan. Apakah ia tetap dianggap sebagai pahlawan atau justru menjadi penjahat? Dalam anime ini, batas antara baik dan jahat menjadi kabur.
4. Attack on Titan
Awalnya, Eren Yeager ingin membasmi Titan demi kebebasan umat manusia. Namun, saat cerita berkembang, penonton mengetahui bahwa Paradis bukanlah korban, melainkan pelaku dari kejahatan leluhur mereka sendiri. Marley, yang awalnya dianggap sebagai penjahat, ternyata juga menjadi korban dari perbuatan Karl Fritz.
Ini menciptakan konflik etika yang rumit. Bagaimana mungkin seseorang bisa dianggap penjahat padahal ia juga menjadi korban? Pertanyaan ini membuat penonton merenungkan makna keadilan dan kebencian.
5. Akame ga Kill!
Anime ini mengikuti kisah Tatsumi yang ingin menyelamatkan desanya dari kemiskinan. Setelah sampai di ibu kota, ia bergabung dengan Night Raid, kelompok pemberontak yang melawan Kekaisaran. Meski Night Raid dianggap sebagai pahlawan, mereka juga bekerja sebagai pembunuh bayaran.
Ini membuat penonton bertanya-tanya: Apakah Night Raid benar-benar pahlawan, atau justru mereka juga melakukan kejahatan? Dalam anime ini, kebaikan dan kejahatan menjadi sulit dibedakan.
Kesimpulan
Kelima anime di atas menunjukkan bahwa tidak selalu mudah menentukan siapa yang baik dan siapa yang jahat. Moralitas sering kali abu-abu, dan baik serta jahat bisa berada di sisi yang sama. Jadi, bagaimana menurutmu? Dari lima anime ini, apakah kamu sudah menonton yang mana saja?
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!