
Profil Sher Bahadur Deuba, Tokoh Politik Terpenting di Nepal
Sher Bahadur Deuba adalah salah satu tokoh politik yang paling berpengaruh di Nepal. Ia dikenal sebagai Presiden Partai Kongres Nepal sekaligus mantan Perdana Menteri (PM) yang pernah menjabat hingga lima kali. Hal ini menjadikannya salah satu tokoh dengan rekam jejak terpanjang dalam sejarah kepemimpinan pemerintahan Nepal.
Awal Kehidupan dan Pendidikan
Deuba lahir pada 13 Juni 1946 di Ashigram, sebuah desa kecil di distrik Dadeldhura, Provinsi Far-western. Di lingkungan pedesaan yang sederhana, ia menghabiskan masa kecilnya. Pendidikan dasar ia jalani di sekolah desanya, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Mahendra dan Sitaram di Doti.
Setelah menamatkan School Leaving Certificate (SLC), ia melanjutkan studi ke Tri-Chandra College di Kathmandu. Semangat belajarnya membawanya untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, yakni London School of Economics (LSE) pada 1989, meski saat itu Nepal sedang diguncang Revolusi 1990 yang menumbangkan sistem tanpa partai (Panchayat).
Selain itu, Deuba meraih beberapa gelar akademik dari Universitas Tribhuvan: Sarjana Seni, Sarjana Hukum, serta Magister Ilmu Politik. Ia juga pernah menerima gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India.
Karier Politik yang Dinamis
Karier politik Deuba dimulai sejak ia masih mahasiswa. Bersama rekan-rekannya, ia mendirikan Nepal Students’ Union, sayap mahasiswa dari Partai Kongres Nepal, dan sempat menjabat sebagai presidennya pada 1971–1980. Aktivisme politiknya membuatnya beberapa kali dipenjara, total selama sembilan tahun, karena menentang sistem Panchayat.
Pada pemilu berikutnya, ia terpilih sebagai anggota parlemen dari daerah pemilihan Dadeldhura-1. Ia kemudian dipercaya menjadi Menteri Dalam Negeri di bawah pemerintahan Girija Prasad Koirala. Dari sana, kariernya terus menanjak hingga menjadi pemimpin parlemen Kongres Nepal dan kemudian perdana menteri.
Lima Kali Menjabat Sebagai Perdana Menteri
Sher Bahadur Deuba pertama kali menjabat sebagai Perdana Menteri pada 1995–1997, memimpin pemerintahan koalisi dengan Partai Rastriya Prajatantra. Saat itu, ia menandatangani Perjanjian Mahakali dengan India mengenai pengelolaan Sungai Mahakali. Namun, pemerintahannya tumbang setelah muncul pemberontakan Maois.
Masa jabatan keduanya datang pada 2001–2002, di saat konflik Maois semakin meningkat. Ia mendeklarasikan keadaan darurat dan menyebut Partai Komunis Nepal (Maois) sebagai organisasi teroris. Namun, Raja Gyanendra mencopotnya pada Oktober 2002.
Pada 2004–2005, Deuba kembali dipercaya sebagai perdana menteri. Sayangnya, masa ini berakhir tragis ketika Raja Gyanendra melakukan kudeta pada 2005 dan memenjarakannya. Ia baru dibebaskan setahun kemudian setelah Mahkamah Agung menyatakan penahanannya ilegal.
Deuba kembali naik pada 2017–2018, ketika ia menyelenggarakan pemilu bersejarah di tiga tingkat pemerintahan (pusat, provinsi, dan lokal). Terakhir, pada 2021–2022, ia menjabat kembali setelah Mahkamah Agung memerintahkan Presiden Bidya Devi Bhandari untuk menunjuknya sebagai perdana menteri.
Kehidupan Pribadi
Sher Bahadur Deuba menikah dengan Arzu Rana Deuba, seorang politisi dan aktivis sosial terkemuka di Nepal. Pasangan ini dikaruniai seorang putra, Jaiveer Singh Deuba. Agama yang dianutnya adalah Hindu.
Peran Saat Ini
Sejak 2016, Deuba menjabat sebagai Presiden Partai Kongres Nepal, partai berhaluan sosial-demokrat terbesar di Nepal, setelah menang dalam konvensi partai dengan dukungan sekitar 60 persen suara. Meski usianya telah lanjut, Sher Bahadur Deuba masih menjadi figur sentral dalam perpolitikan Nepal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!