
PT Bukit Asam Tbk Mulai Fokus pada Diversifikasi Bisnis
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mulai mengambil langkah strategis dalam memperluas bisnisnya dengan fokus pada pengembangan produk turunan batubara. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap harga batubara mentah yang cenderung fluktuatif.
Direktur Hilirisasi dan Produk Diversifikasi, Turino Yulianto, menjelaskan bahwa PTBA saat ini sedang mengembangkan proyek Kalium Humate, sebuah produk yang dihasilkan dari batubara berkalori rendah. Proyek ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam proses riset dan pengembangan.
Saat ini, produksi Kalium Humate masih dalam tahap pilot plant, sehingga kapasitas produksi hanya sekitar 150 ton per tahun. Namun, jika proyek ini dapat dikembangkan lebih lanjut, potensi peningkatan kapasitas produksi mencapai 235.000 ton per tahun.
Turino menyampaikan bahwa produk Kalium Humate sudah menarik minat pelaku usaha pertanian dan perkebunan seperti PTPN dan PT Agrinas. Ia optimis bahwa dalam beberapa bulan ke depan, produk ini akan siap dikomersialkan secara penuh.
Selain Kalium Humate, PTBA juga tengah mengembangkan Artificial Graphite sebagai salah satu produk turunan batubara. Produk ini memiliki peran penting dalam mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik. Untuk proyek ini, PTBA bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Secara umum, PTBA memiliki kemampuan produksi Artificial Graphite sebesar 200 ton per bulan. Namun, dalam skala pilot plant saat ini, produksi hanya mencapai 41 ton per bulan.
Pengembangan Wood Pellet dari Kaliandra Merah
Sejak tahun lalu, PTBA juga telah memulai proyek pengembangan Wood Pellet dari tumbuhan Kaliandra Merah yang terdapat di area pasca tambang di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. UPN Veteran Yogyakarta menjadi mitra dalam proyek ini.
Pada tahap awal, produksi Wood Pellet mencapai 96 ton per bulan. Produk ini digunakan sebagai sumber alternatif biomassa untuk membantu mengurangi emisi karbon, khususnya di kawasan pertambangan.
Strategi Jangka Panjang dan Tantangan
Menurut analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, hilirisasi batubara merupakan strategi penting bagi PTBA dalam menghadapi tren penurunan harga komoditas tersebut. Proyek-proyek ini berpotensi menjadi katalis jangka panjang untuk PTBA, karena mampu mengurangi ketergantungan pada harga batubara mentah.
Namun, ekspansi bisnis ini juga menemui tantangan, terutama dari segi pendanaan dan eksekusi proyek. Proyek hilirisasi harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi beban arus kas bagi PTBA.
Wafi menyarankan agar PTBA memperhatikan faktor-faktor seperti mitra strategis, keekonomian proyek, serta kecepatan progres pengembangan. Jika dikelola dengan baik, hilirisasi dapat menjadi titik balik kinerja PTBA.
Dalam rekomendasinya, Wafi merekomendasikan saham PTBA dengan target harga di level Rp 2.800 per saham.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!