Pertamina Catat Pendapatan Rp 672 T di Semester I 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pendapatan Pertamina Mencapai Rp 672 Triliun pada Juli 2025

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan bahwa perseroannya telah mencatat pendapatan sebesar Rp 672 triliun hingga Juli 2025. Meskipun di tengah tekanan penurunan harga minyak dunia, kinerja keuangan Pertamina tetap positif. Simon menekankan bahwa perusahaan terus berupaya menghadapi tantangan global untuk menjaga stabilitas finansial.

Menurut Simon, situasi yang dihadapi saat ini melibatkan penurunan signifikan dalam beberapa parameter seperti harga minyak mentah, diesel atau solar, serta kurs dolar AS dibandingkan dengan periode 2024. Namun, Pertamina berhasil mempertahankan kinerja yang baik. Ia menyampaikan hal ini saat berbicara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 11 September 2025.

Kontribusi Besar kepada Negara

Pertamina juga menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang paling besar berkontribusi kepada negara. Hingga Juli 2025, kontribusi tersebut mencapai Rp 225,6 triliun. Kontribusi ini berasal dari pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Hal ini menunjukkan bahwa Pertamina tidak hanya stabil secara finansial, tetapi juga berperan penting dalam perekonomian nasional.

Capaian Operasional

Di sisi operasional, Pertamina mencatat beberapa pencapaian yang signifikan. Salah satunya adalah temuan cadangan minyak dan gas baru sebesar 724 juta barrel oil equivalent di wilayah Kerja Rokan. Selain itu, Pertamina juga berhasil memproduksi sustainable aviation fuel pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas 9 ribu barel per hari.

Proyek revitalisasi tanki Arun dengan kapasitas 127.200 m³ juga sedang berjalan dan ditargetkan selesai pada 2025. Selain itu, Pertamina telah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi Lumut Balai dengan kapasitas 800 GWh. Langkah ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam pengembangan energi terbarukan.

Pengembangan Produk Baru

Pertamina juga telah meluncurkan Pertamax Green 95 di 160 outlet dengan volume penjualan mencapai 4,83 ribu kiloliter hingga Juli 2025. Ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam menghadirkan produk ramah lingkungan yang sesuai dengan tren pasar saat ini.

Fokus pada Bisnis Inti dan Konsolidasi

Mengenai langkah ke depan, Simon menyatakan bahwa Pertamina akan fokus pada lini bisnis utama di sektor minyak, gas, dan energi terbarukan. Beberapa unit bisnis lain, seperti maskapai penerbangan, berpotensi dilepas untuk merger dengan Garuda Indonesia.

Simon menjelaskan bahwa Pertamina sedang menjajaki kerja sama merger antara dua maskapai tersebut. "Kami akan fokus pada core bisnis Pertamina. Beberapa usaha akan kami spin off dan mungkin di bawah koordinasi dari Danantara," ujarnya.

Pelita Air dan Garuda Indonesia

Pelita Air, anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang penerbangan komersial berjadwal dan tidak berjadwal, menjadi salah satu yang diperbincangkan dalam wacana merger dengan Garuda Indonesia. Wacana ini sudah ramai dibicarakan sejak awal tahun ini.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengakui telah menjajaki aksi korporasi merger dengan Pelita Air. Manajemen Garuda menyatakan bahwa rencana ini masih dalam tahap diskusi awal. "Terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait," kata manajemen Garuda dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia.