
IHSG Membuka Perdagangan dengan Kenaikan, Saham Bank Jumbo Menghijau
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan hari ini, Jumat (12/9/2025), dengan kenaikan signifikan. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level 7.819, yang kemudian sedikit turun ke posisi 7.800,93 pada pukul 09.05 WIB. Kenaikan sebesar 0,68% menunjukkan optimisme investor terhadap kondisi pasar.
Pada awal hari, IHSG bergerak dalam rentang antara 7.794,66 hingga 7.827,14. Sementara itu, kapitalisasi pasar atau market cap mencapai Rp14.018 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa pasar masih stabil meskipun ada tekanan jual yang muncul.
Sejumlah saham bank besar mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Contohnya, saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) naik sebesar 1,34%. Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menguat 1,96%, dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga melonjak 1,27%. Bahkan, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) mengalami kenaikan sebesar 0,23%.
Selain saham bank, sektor lain seperti energi juga menunjukkan pertumbuhan positif. PT Indika Energy Tbk. (INDY) melonjak hingga 8,56%, sementara PT Petrosea Tbk. (PTRO) menguat 4,03%. Kenaikan ini menunjukkan adanya minat dari investor terhadap sektor energi dan infrastruktur.
Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (11/9/2025), IHSG ditutup menguat 0,64% ke level 7.747,91. Ini menunjukkan tren kenaikan yang konsisten selama beberapa hari terakhir. Tim Riset Phintraco Sekuritas menyatakan bahwa meredanya kekhawatiran tentang prospek ekonomi serta membaiknya kondisi politik dan keamanan menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan IHSG.
Meski demikian, terdapat tekanan jual yang muncul pada volume perdagangan. IHSG masih berada di bawah moving average 20 hari (MA20), sehingga diperkirakan akan bergerak fluktuatif pada kisaran level 7.700-7.850 selama perdagangan hari ini.
Adapun, ada beberapa sentimen yang memengaruhi pasar. Data penjualan ritel domestik pada Juli 2025 tumbuh sebesar 4,7% secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan 1,3% yoy di Juni 2025. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya kenaikan selama tiga bulan berturut-turut, yang merupakan pertumbuhan tercepat sejak Maret 2025. Hal ini disinyalir karena stimulus pemerintah dan penurunan suku bunga BI Rate.
Beberapa faktor lain seperti pergerakan harga komoditas, kebijakan moneter, dan situasi global juga bisa memengaruhi pergerakan IHSG. Investor perlu tetap waspada dan memantau perkembangan terkini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
Dengan kondisi pasar yang dinamis, investor disarankan untuk melakukan analisis mendalam sebelum membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca, dan setiap keputusan memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!