Mengapa Pertamina Ingin Gabungkan Tiga Anak Perusahaan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penggabungan Tiga Anak Usaha Pertamina untuk Efisiensi Operasional

PT Pertamina (Persero) mengambil langkah strategis dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks. Salah satu kebijakan utama yang diambil adalah penggabungan tiga anak usaha perusahaan, yaitu PT Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional, dan Pertamina International Shipping. Langkah ini bertujuan untuk menghemat biaya operasional dan meningkatkan efisiensi dalam menjalankan bisnis.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan rencana merger tersebut saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Kamis, 11 September 2025. Ia menyatakan bahwa proses penggabungan direncanakan selesai sebelum tahun 2026. Meski belum menetapkan nama baru untuk perusahaan hasil penggabungan, Simon menyebutkan bahwa proses pembahasan sedang berlangsung.

Penggabungan ini dilakukan sebagai respons terhadap penurunan laba yang dialami masing-masing anak usaha. Meskipun produksi kilang minyak meningkat akibat pembangunan kilang baru, hal ini justru memberikan tekanan pada pendapatan perusahaan. Margin keuntungan yang semakin sempit berdampak negatif pada kinerja keuangan secara keseluruhan.

Simon menggarisbawahi pentingnya mengambil tindakan cepat untuk menghindari kerugian lebih besar. "Kilang ini marginnya semakin kecil. Dengan margin yang semakin kecil, tentu secara keseluruhan, secara konsolidasi, akan berpengaruh kurang baik ke bottom line perusahaan," ujarnya.

Meski menghadapi tantangan global, Pertamina mencatatkan kinerja keuangan yang positif hingga Juli 2025. Perusahaan berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 672 triliun, meskipun harga minyak dunia sedang mengalami penurunan. Simon menyatakan bahwa Pertamina tetap berupaya keras untuk menjaga stabilitas kinerja keuangan di tengah kondisi yang tidak pasti.

Selain itu, Pertamina juga menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang paling besar kontribusinya kepada negara melalui pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Hingga Juli 2025, kontribusi tersebut telah mencapai Rp 225,6 triliun.

Dalam sisi operasional, Pertamina mencatatkan beberapa pencapaian penting. Salah satunya adalah temuan cadangan minyak dan gas baru sebesar 724 juta barrel oil equivalent di wilayah Kerja Rokan. Selain itu, perusahaan juga berhasil memproduksi sustainable aviation fuel pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas 9 ribu barel per hari. Proyek revitalisasi tanki Arun dengan kapasitas 127.200 m³ juga sedang dalam proses pengerjaan dan ditargetkan selesai pada 2025.

Menjelang masa depan, Simon menyatakan bahwa Pertamina akan fokus pada lini bisnis utama di sektor minyak, gas, dan energi terbarukan. Beberapa unit bisnis lain, seperti maskapai penerbangan, berpotensi dilepas atau digabungkan dengan Garuda Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan tetap kompetitif dan mampu menjawab tantangan pasar yang semakin dinamis.