
Penangkapan Hacker China yang Diduga Terlibat dalam Jaringan Peretasan Besar
Seorang hacker asal Tiongkok dengan inisial Jeon berhasil ditangkap oleh otoritas Korea Selatan. Jeon diduga kuat sebagai pemimpin dari sebuah jaringan peretasan yang menargetkan data pribadi dan informasi sensitif dari individu-individu kaya, termasuk para selebritas terkenal seperti anggota BTS.
Menurut laporan kepolisian Seoul, Jeon ditahan pada hari Jumat, 22 Agustus 2025, dan telah menjalani sidang praperadilan pada Minggu, 24 Agustus 2025. Ia diekstradisi dari Thailand setelah beroperasi secara ilegal di luar negeri antara Agustus 2023 hingga Januari 2024. Jeon diketahui menargetkan situs web perusahaan telekomunikasi Korea untuk mencuri data pribadi korban.
Dari data yang dicuri, kelompoknya kemudian menggunakan informasi tersebut untuk membuka rekening ponsel atas nama korban, mengakses rekening bank dan mata uang kripto, sehingga menguras aset senilai lebih dari 38 miliar won atau sekitar Rp 471 miliar.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa Jeon mengakui beberapa tuduhan, namun membantah sebagian lainnya. Dalam jumpa pers pada Senin, 25 Agustus 2025, polisi menyebutkan bahwa korban peretasan Jeon tidak hanya melibatkan orang biasa, tetapi juga selebritas, eksekutif perusahaan, dan pengusaha teknologi.
Salah satu korban yang teridentifikasi adalah Jungkook, salah satu personil BTS. Pada tahun lalu, akun sekuritas Jungkook hampir diretas setelah ia menjalani wajib militer. Beruntung, pialangnya langsung membekukan pembayaran sebelum kerugian nyata terjadi.
Kepolisian Korea Selatan bekerja sama dengan Interpol dan pejabat Thailand untuk melacak Jeon setelah terkonfirmasi bahwa ia memasuki Thailand pada bulan April. Sampai saat ini, polisi masih menganalisis bukti-bukti yang disita dan akan menginterogasi Jeon tentang kemungkinan tindakan kriminal lainnya.
Selain itu, baru-baru ini pihak kepolisian siber Thailand juga menangkap seorang pria Korea Selatan berusia 33 tahun di bandara Bangkok. Ia diduga terlibat dalam aktivitas pencucian uang kripto menjadi emas batangan untuk jaringan penipuan internasional. Meskipun tersangka membantah tuduhan tersebut, ia mengakui kepada polisi bahwa ia pernah belajar di Tiongkok selama enam tahun. Setelah lulus, ia kembali ke Korea Selatan dan bekerja di sebuah perusahaan yang mengubah aset digital menjadi emas.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!