
Dian Sastrowardoyo Tampil Elegan di Toronto International Film Festival
Dian Sastrowardoyo kembali menjadi sorotan publik internasional. Kali ini, aktris ternama Indonesia itu tampil memukau dalam pemutaran perdana film The Fox King pada ajang bergengsi Toronto International Film Festival (TIFF) ke-50. Penampilannya yang anggun dan penuh gaya berhasil mencuri perhatian pengunjung dan media yang hadir di acara tersebut.
Yang menarik, Dian mengenakan busana serba hitam yang dipadukan dengan aksesori kecil namun ikonik, yaitu pin bajak laut topi jerami dari serial animasi One Piece. Pin tersebut langsung menjadi perhatian banyak orang, baik di karpet merah TIFF maupun di media sosial. Lewat akun Instagram @therealdisastr, Dian membagikan potret dirinya yang terlihat elegan sekaligus playful dengan sentuhan pop culture Jepang ini.
TIFF dikenal sebagai salah satu festival film paling prestisius di dunia. Banyak film yang tayang perdana di sini kemudian melaju ke panggung internasional, bahkan mendapatkan penghargaan Oscar. Kehadiran Dian di ajang ini bukan sekadar tampil, tetapi juga sebagai bintang utama dalam film The Fox King, yang merupakan hasil kolaborasi produksi antara Indonesia dan Malaysia.
Film The Fox King
Film The Fox King disutradarai oleh Woo Ming Jin, seorang sutradara Malaysia yang telah meraih berbagai penghargaan bergengsi di berbagai festival internasional. Keterlibatan Dian dalam proyek ini semakin memperkuat eksistensinya sebagai aktris dengan daya tarik lintas negara.
Dengan pesona elegan khasnya yang dikombinasikan dengan simbol ikonik dari One Piece, Dian berhasil meninggalkan kesan mendalam di mata publik dan penggemar film internasional. Penampilannya tidak hanya memperkaya narasi film, tetapi juga menunjukkan bahwa seni dan budaya bisa menjadi jembatan antar bangsa.
Isu Bendera One Piece di Indonesia
Sebelumnya, isu pengibaran bendera One Piece sempat memicu reaksi dari pemerintah dan aparat. Respons mereka dinilai terlalu keras terhadap fenomena ini, terutama menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80. Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyatakan bahwa respons pemerintah dan aparat terhadap pengibaran bendera Jolly Roger sangat berlebihan.
Menurutnya, pengibaran bendera tersebut adalah bentuk ekspresi kebebasan berekspresi dan berpendapat, yang dijamin oleh konstitusi serta instrumen internasional. Ia menegaskan bahwa ekspresi damai seperti ini bukanlah makar atau upaya pecah belah bangsa. Represi melalui razia atau penyitaan bendera justru dianggap sebagai bentuk perampasan kebebasan yang bertujuan mengintimidasi masyarakat.
Sikap Presiden dan Protes Warga
Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyatakan bahwa pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk ekspresi tidak memiliki masalah. "Kalau sebagai bentuk ekspresi, it's okay, enggak ada masalah," ujarnya.
Pengibaran bendera One Piece menjelang 17 Agustus menjadi perhatian masyarakat. Di beberapa daerah, aksi ini berbuntut pada intervensi aparat. Contohnya, AR, seorang pemuda di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, didatangi petugas Polsek, Koramil, intel Kodim, dan Pol PP setelah mengunggah foto hormat kepada bendera bajak laut di dekat rumahnya. Di Sragen, Jawa Tengah, polisi dan tentara juga mengawasi penghapusan mural karakter anime One Piece di jalanan sebuah desa.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!