Penculik Kacab BRI Tewas Saat Jemput Paksa

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penculikan yang Berujung Kematian, Pelaku Mengaku Tidak Mengetahui Tujuan Akhir

Para pelaku penculikan Muhammad Ilham Prayoga, seorang kepala cabang Bank BRI, mengakui bahwa awalnya mereka hanya diperintahkan untuk menjemput korban secara paksa. Keempat tersangka, yaitu RS, AT, RW, dan RAH, menyatakan bahwa tugas mereka adalah mengantarkan Ilham ke lokasi tertentu di Cawang.

Pengakuan ini muncul setelah pihak berwajib melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Dalam proses penyidikan, para pelaku mengatakan bahwa mereka menjemput Ilham dari pusat perbelanjaan Pasar Rebo, Jakarta Timur, lalu menyerahkannya kepada eksekutor berinisial F. Mereka tidak mengetahui siapa orang yang akan menangani korban selanjutnya.

Beberapa jam setelah penyerahan, para pelaku kembali dipanggil untuk mengantar korban pulang. Namun, ketika tiba di lokasi, mereka kaget karena Ilham sudah meninggal dunia. Rasa takut mulai muncul ketika mereka diminta untuk membuang jenazah ke persawahan Desa Nagasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi.

Kuasa hukum para tersangka, Adrianus, menjelaskan bahwa kliennya merasa tertekan dan tidak menyadari bahwa misi yang mereka lakukan akan berujung pada kematian. Ia menegaskan bahwa jika para pelaku mengetahui tujuan akhir dari tugas mereka, maka mereka pasti akan menolak.

“Mereka hanya mengira ini hanya penjemputan paksa. Tidak ada niat untuk membunuh,” ujarnya.

Jenazah Ilham ditemukan oleh warga pada hari Kamis (21/8/2025) pagi dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Tangan dan kaki korban terikat, serta mata dilakban. Penemuan ini langsung dilaporkan ke aparat desa dan polisi setempat.

Proses Penyelidikan dan Tanggapan Pihak Berwajib

Setelah laporan diterima, tim penyidik langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian dan kemungkinan adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan. Hasil sementara menunjukkan bahwa korban mengalami cedera yang cukup parah, yang diduga berasal dari perlakuan kasar.

Selain itu, pihak berwajib juga sedang memburu eksekutor berinisial F yang disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan. Hingga saat ini, identitas F masih belum diketahui secara pasti, sehingga penyidik terus melakukan pencarian melalui berbagai sumber informasi.

Peran Pelaku dan Kesadaran Mereka

Dari hasil pemeriksaan, para pelaku mengakui bahwa mereka tidak memiliki niat untuk membunuh. Mereka hanya menjalankan perintah yang diberikan tanpa memahami konsekuensi yang akan terjadi. Hal ini membuat mereka merasa tertekan dan tidak bisa menolak perintah tersebut.

Adrianus, kuasa hukum para tersangka, menekankan bahwa kliennya bukanlah pelaku utama dalam kasus ini. Ia menilai bahwa para pelaku hanya menjadi alat dalam tindakan yang lebih besar, dan mereka tidak sadar akan bahaya yang akan menimpa korban.

Langkah Selanjutnya dalam Kasus Ini

Tim penyidik kini fokus pada pengumpulan bukti-bukti tambahan yang dapat memperkuat kasus. Mereka juga akan memeriksa keterlibatan pihak-pihak lain yang diduga terlibat dalam rencana penculikan dan pembunuhan. Selain itu, pihak keluarga korban juga sedang mencari keadilan melalui jalur hukum.

Kasus ini menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat, terutama karena korban merupakan seorang pejabat bank yang dianggap memiliki posisi penting. Tindakan kriminal seperti ini dinilai sangat merugikan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang seharusnya dijunjung tinggi.