Korban Penganiayaan di Mentok Meninggal, Tim Macan Putih Buru Pelaku

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Korban Penganiayaan di Mentok Meninggal, Tim Macan Putih Buru Pelaku

Korban Penganiayaan Meninggal Dunia Setelah Dibawa ke Rumah Sakit

Seorang korban penganiayaan, Heri (53), warga Kecamatan Sungsang, Kabupaten Banyu Asin, dikabarkan meninggal dunia di RSUD Sejiran Setason setelah mendapatkan perawatan dari tim medis. Peristiwa ini terjadi pada Senin (18/8) pagi. Sebelumnya, Heri mengalami luka bacok dan sempat terekam oleh kamera CCTV milik warga di Kampung Sidorejo belakang Masjid Al Ama Iyah, Kecamatan Mentok, pada Sabtu (17/8) malam.

PS Kasi Humas Polres Bangka Barat, Iptu Yos Sudarso, membenarkan bahwa korban telah meninggal dunia. "Meninggal dunia subuh tadi, kemungkinan karena pendarahan hebat akibat luka tusukan di punggung," ujar Iptu Yos Sudarso. Ia menambahkan bahwa jajaran Polres Bangka Barat masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap korban. "Tim Macan Putih Polres Bangka Barat masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku," tambahnya.

Menurut informasi yang diperoleh, polisi menerima laporan kasus penganiayaan pada Minggu 17 Agustus 2025, pukul 01.00 WIB. Pelapor merupakan Ketua RT 001 RW 001, Kelurahan Sungai Daeng Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Saat itu, pelapor sedang berada di rumahnya dan menerima informasi dari warga bahwa telah terjadi dugaan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan luka berat. Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu, 16 Agustus 2025 sekitar pukul 18.30 WIB.

Korban, yang dikenal dengan inisial H, tinggal di sebuah kontrakan yang beralamat di Kampung Sidorejo, Kelurahan Sungai Daeng, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Dugaan penganiayaan dilakukan oleh seseorang yang tidak dikenali oleh pelapor. Korban kemudian dibawa ke RSUD Sejiran Setason untuk mendapatkan perawatan.

Warga Kampung Sidorejo, Andru (33), yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian, mengungkapkan bahwa awalnya ia mendengar suara jeritan korban dari arah gang atau jalan sempit depan rumahnya. "Awalnya terdengar teriak-teriak tolong-tolong dari arah sana (gang, red). Kami lagi di kamar. Pas keluar, dia sudah pegang punggungnya, penuh darah," kata Andru.

Menurut Andru, korban sempat mengatakan bahwa dirinya ditikam oleh seseorang di kontrakan tak jauh dari lokasi. Warga saat itu panik dan berhamburan keluar rumah. Lalu, Andru berinisiatif membawa korban ke Puskesmas agar cepat mendapatkan pengobatan. "Kami tanya, kenapa bang? Dia bilang ditikam orang di kontrakan situ. Kami panik, akhirnya inisiatif bawa ke Puskesmas menggunakan motor," ujarnya.

Andru juga menyebut bahwa korban sempat mengatakan bahwa dirinya ditikam karena dituduh mencuri. Namun, ia tidak mengetahui pasti penyebab sebenarnya. "Awalnya katanya dituduh mencuri. Tapi fakta benarnya kami kurang tahu juga. Itu kami tanya waktu di jalan nanyak kan. Setelah itu tidak ada tanya-tanya lagi, kasihan ia menahan sakit," katanya.

Saat diperiksa di Puskesmas, korban diketahui mengalami empat luka tusukan, salah satunya cukup dalam hingga mengenai organ vital. Hal itu diduga membuat kondisi korban kritis dan akhirnya tidak dapat diselamatkan. "Kalau tidak salah ada empat tusukan, di punggung. Ada yang dalam sampai kena organ dalam, itu yang bikin parah mungkin. Malam itu masih hidup, tapi paginya kami dengar sudah meninggal," kata Andru.

Diakui Andru, korban disebut sehari-hari bekerja di tambang (TI) dan tinggal bersama rekan lainnya di kontrakan selama kurang lebih dua bulan. "Setahu kami, dia kerja tambang, ngontrak di situ. Kalau lihatnya tidak asing lah. Soalnya sering bolak-balik kan di jalan ini. Rumah kami pas di tikung ini juga kan," ujarnya.