Insiden Mengerikan di PT Bukit Apit Apit Picu Kecelakaan Beruntun Jalan Pantura

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kebocoran Oli dari Truk Pengangkut Zat Asam Menyebabkan Kecelakaan di Jalan Pantura

Pada hari Senin, 8 Agustus 2025, terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Pantura, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, akibat kebocoran oli dari truk pengangkut material zat asam. Insiden ini menimbulkan kondisi jalan yang licin dan menyebabkan sejumlah pengendara mengalami cedera. Salah satu korban adalah Siti Kolifa, seorang remaja perempuan berusia 19 tahun yang harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis intensif.

Korban utama dalam kejadian tersebut adalah Siti Kolifa, warga Desa Pangkalan, Kecamatan Losarang. Saat sedang pulang setelah mengantar keponakannya untuk interview kerja di kawasan industri Losarang, motornya tiba-tiba tergelincir karena jalan yang licin akibat tumpahan oli. Dari keterangan saksi mata, oli tersebut bocor dari truk milik PT Bukit Apit Persada yang sedang melintas dari gerbang Pertamina Cemara menuju PT Chang Jui Fang Indonesia.

Ayah Siti, Bidin, yang berusia 53 tahun dan menjabat sebagai Ketua RT di Desa Pangkalan, menyampaikan kekecewaannya atas insiden ini. Ia menilai bahwa kebocoran oli disebabkan oleh kurangnya pengawasan terhadap armada perusahaan. "Ini jelas kelalaian yang menyebabkan oli tercecer dan memicu kecelakaan, termasuk yang menimpa anak saya," ujar Bidin saat ditemui wartawan di lokasi kejadian.

Bidin menuntut pertanggungjawaban penuh dari PT Bukit Apit Persada. Ia berharap perusahaan memberikan solusi yang adil, termasuk kompensasi untuk kerugian material dan biaya pengobatan anaknya. "Kami menuntut semaksimal mungkin agar kesembuhan Siti dijamin dan kerugian kami diganti," tambahnya dengan nada tegas.

Menurut informasi yang diperoleh, truk tersebut memang milik PT Bukit Apit Persada. Namun, pihak keamanan Pertamina Cemara hanya menyatakan bahwa kendaraan tersebut melintas di area tersebut tanpa aktivitas lain. Meskipun demikian, kritik terhadap perusahaan semakin menguat karena kurangnya penerapan standar keselamatan yang ketat dalam pengangkutan zat asam. Dalam hal ini, seharusnya ada protokol pencegahan kebocoran yang lebih baik, termasuk pemeriksaan rutin kendaraan.

Masyarakat Desa Pangkalan merasa resah dengan kejadian ini, mengingat Jalan Pantura merupakan jalur utama yang sering dilalui warga untuk aktivitas sehari-hari. Beberapa warga lain juga melaporkan mengalami kecelakaan ringan akibat kondisi jalan yang licin, meski tidak separah yang dialami Siti Kolifa.

Tuntutan dari keluarga korban tidak hanya sebatas kompensasi finansial, tetapi juga perbaikan sistem keselamatan di PT Bukit Apit Persada. Bidin menekankan agar perusahaan melakukan audit internal dan meningkatkan pelatihan sopir truk untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Kurangnya tanggapan cepat dari manajemen PT Bukit Apit Persada semakin memperburuk citra perusahaan di mata publik. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak perusahaan mengenai rencana pertanggungjawaban mereka terhadap korban.

Harapan masyarakat adalah adanya solusi damai yang melibatkan dialog antara PT Bukit Apit Persada dan keluarga korban. Bidin berharap perusahaan tidak hanya memberikan bantuan medis, tetapi juga memastikan keselamatan jalan raya di sekitar kawasan industri Losarang.

Insiden ini menjadi pengingat bagi perusahaan-perusahaan di sektor kimia untuk lebih memprioritaskan aspek keselamatan. Pemerintah daerah diharapkan memperketat regulasi pengangkutan bahan berbahaya guna melindungi warga dari risiko serupa.

Akhirnya, kasus kebocoran oli PT Bukit Apit Persada ini diharapkan menjadi momentum perubahan positif. Dengan tuntutan yang jelas dari masyarakat, diharapkan dapat mendorong peningkatan kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam operasional perusahaan.