
KLB Campak di Sumenep, Jawa Timur
Kasus luar biasa (KLB) penyakit campak yang terjadi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Data dari Dinas Kesehatan setempat mencatat hingga Agustus 2025, sebanyak 2.035 warga terinfeksi campak dengan 17 kasus kematian. Dari jumlah tersebut, 16 korban meninggal tidak mendapatkan imunisasi sama sekali, sedangkan satu orang lainnya hanya menerima imunisasi yang tidak lengkap.
Campak adalah penyakit menular yang bisa menyebar melalui percikan ludah saat seseorang batuk atau bersin. Penyakit ini sangat rentan menyerang anak-anak dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani.
Upaya Pemerintah dalam Menangani KLB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, langsung turun tangan untuk menangani KLB ini. Ia menggelar rapat teknis penanganan KLB Campak di kantor Bupati Sumenep. Setelah itu, ia melakukan peninjauan dan kunjungan ke RS Moh. Anwar Sumenep, tempat anak-anak penderita campak dirawat.
Selain itu, Gubernur juga menyaksikan secara langsung vaksinasi Measles Rubella (MR) kepada anak-anak di Pendopo Kabupaten Sumenep. Ia menekankan pentingnya kerja sama yang terpadu antara berbagai pihak dalam menghadapi situasi ini.
"Penanganan KLB Campak harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi oleh semua elemen, baik vertikal maupun horizontal," ujar Khofifah pada Selasa (26/8).
Ia menambahkan bahwa selain dukungan dari Kementerian Kesehatan RI, Pemprov Jatim, UNICEF, dan WHO, kolaborasi dengan jajaran TNI/Polri juga diperlukan untuk mempercepat penanganan. Sebagai langkah lanjutan, vaksinasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) akan dilaksanakan mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025.
Pentingnya Sosialisasi Vaksinasi
Khofifah meminta agar sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi Campak Rubela dilakukan secara masif hingga ke tingkat masyarakat paling bawah. Ia berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
Pemprov Jatim telah mengirimkan 9.825 vial vaksin MR dari Kemenkes untuk mendukung pelaksanaan ORI. Vaksinasi massal ini akan dilakukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Posyandu di seluruh wilayah Sumenep.
Penyebab Peningkatan Kasus
Menurut Dr. Anita, dokter spesialis anak di RS Muh. Anwar, peningkatan jumlah kasus Campak di Sumenep kebanyakan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan atau preventif dari campak itu sendiri.
"Karena campak disebabkan oleh virus, maka masyarakat diharapkan bisa melakukan vaksinasi di Campak Dasar dan Campak Booster," ujarnya.
Dr. Anita juga menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Gubernur Khofifah beserta jajaran dalam percepatan penanganan KLB Campak di Sumenep serta dukungan terhadap vaksinasi massal. Ia berharap upaya yang dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!