Kemenkeu Salurkan Rp200 Triliun ke 5 Bank BUMN untuk Bangkitkan Ekonomi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penempatan Dana Negara ke Bank-Bank Besar Nasional

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menempatkan dana negara sebesar Rp200 triliun ke lima bank besar nasional. Dana tersebut berasal dari kelebihan kas yang sebelumnya disimpan di Bank Indonesia (BI). Langkah ini dilakukan untuk memastikan pengelolaan dana negara yang optimal dan efisien.

Penempatan dana tersebut dimulai pada Jumat, 12 September 2025. Lima bank besar yang menerima dana ini antara lain BRI, Bank Mandiri, dan BNI masing-masing mendapat Rp55 triliun. BTN menerima Rp25 triliun, sedangkan BSI mendapatkan Rp10 triliun. Dana tersebut diberikan dalam bentuk deposito on call, yang memberikan fleksibilitas bagi pihak penerima.

Keputusan penempatan dana ini tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025 tentang Penempatan Uang Negara. Dalam aturan ini, pemerintah menetapkan imbal hasil sebesar 80,476% dari BI Rate. Saat ini, suku bunga acuan BI berada di level 5%. Oleh karena itu, bunga yang diterima pemerintah dari penempatan dana tersebut sekitar 4,02%. Tenor yang diberikan adalah enam bulan dan dapat diperpanjang jika diperlukan.

Ketentuan dan Pengawasan yang Ketat

Kemenkeu menegaskan bahwa dana yang ditempatkan tidak boleh digunakan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini bertujuan untuk menghindari penggunaan dana yang tidak sesuai dengan tujuan awalnya. Selain itu, bank penerima wajib menyampaikan laporan bulanan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Laporan ini menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban terhadap penggunaan dana yang diberikan.

Pengawasan terhadap penempatan dana juga dilakukan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah. Proses pengawasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua ketentuan yang telah ditetapkan dijalankan secara benar dan transparan. Dengan adanya mekanisme pengawasan yang ketat, diharapkan tidak ada pelanggaran atau penyimpangan dalam pengelolaan dana negara.

Mekanisme Mitigasi Risiko

Untuk meminimalkan risiko, penempatan dana ini dilengkapi dengan mekanisme mitigasi risiko. Salah satu mekanisme yang diterapkan adalah debit langsung ke Giro Wajib Minimum (GWM) di BI jika bank penerima gagal memenuhi kewajiban pengembalian. Mekanisme ini bertujuan untuk melindungi kepentingan negara dan memastikan bahwa dana yang ditempatkan tetap aman.

Dengan adanya langkah-langkah ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa dana negara dikelola secara optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional. Penempatan dana ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan anggaran negara.

Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan likuiditas perbankan, terutama di tengah situasi ekonomi yang dinamis. Dengan dana yang ditempatkan, bank-bank besar nasional akan memiliki sumber dana tambahan yang dapat digunakan untuk mendukung aktivitas operasional dan pembiayaan proyek-proyek strategis.