Hari Pertama Jadi Menteri Keuangan, Purbaya Minta Maaf ke Publik, Mengapa?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Hari Pertama Menjabat Menteri Keuangan, Purbaya Langsung Minta Maaf ke Publik

Purbaya Yudhi Sadewa resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan di kabinet Presiden Prabowo Subianto. Namun, sehari setelah dilantik, ia langsung mendapat perhatian publik karena menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya yang dianggap tidak tepat.

Pada hari Selasa (9/9/2025), Purbaya memberikan penjelasan mengenai ucapannya yang sempat memicu kontroversi. Peristiwa ini bermula dari konferensi pers pertamanya setelah pelantikan pada Senin (8/9/2025). Dalam kesempatan itu, ia menyebut bahwa 17+8 tuntutan rakyat yang digagas oleh masyarakat sipil, influencer, hingga musisi pasca-demonstrasi Agustus lalu hanya mewakili "sebagian kecil rakyat."

"Karena itu, mungkin ada yang merasa terganggu, hidupnya masih kurang," ujar Purbaya dalam pernyataannya. Pernyataan tersebut langsung menimbulkan kritik karena berbeda dengan respons Presiden Prabowo, yang sebelumnya menyebut bahwa sebagian besar tuntutan layak dipertimbangkan.

Setelah pernyataannya viral di media sosial, Purbaya segera memberikan klarifikasi. Ia menyampaikan permintaan maaf setelah menghadiri acara Serah Terima Jabatan bersama Sri Mulyani dan rapat terbatas di Istana Kepresidenan.

"Kemarin kalau ada kesalahan saya mohon maaf, ke depan akan lebih baik lagi," ujarnya. Purbaya mengakui bahwa dirinya masih dalam masa adaptasi dengan posisi barunya yang penuh sorotan. Ia berjanji untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan ke publik agar tidak menyakiti hati masyarakat.

Sebelumnya, Purbaya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), posisi yang jarang disorot oleh publik. "Saya masih pejabat baru di sini, menterinya juga menteri kagetan. Jadi kalau ngomong, kalau kata Bu Sri Mulyani, gayanya koboy," katanya. Ia menjelaskan bahwa di LPS, tidak ada yang mengawasi, sehingga ia merasa tenang. Tapi di Kemenkeu, salah ngomong langsung dipelintir sana-sini.

Meski demikian, Purbaya tetap menegaskan komitmennya untuk fokus bekerja menggerakkan ekonomi nasional. Ia juga berjanji tidak akan mengambil kebijakan fiskal yang aneh-aneh, usai pasar merespons negatif penunjukkannya sebagai Menkeu.

Diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terkoreksi pada penutupan perdagangan Senin (8/9/2025), setelah ia dilantik. IHSG ditutup melemah 1,28 persen atau 100,49 poin ke level 7.766,84. Koreksi tajam ini dipicu aksi jual di sejumlah saham perbankan besar, yang menjadi penekan utama indeks.

"Yang jelas kita tidak akan ambil kebijakan fiskal yang aneh-aneh," ujar Purbaya di Istana. Ia menyampaikan bahwa sudah menyiapkan strategi untuk membuat ekonomi kembali tumbuh lebih kuat. Strategi ini disinergikan dengan otoritas terkait lain, seperti Bank Indonesia (BI) hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tujuannya adalah agar tidak mencekik sistem Keuangan dan perbankan sehingga uang beredar di masyarakat lebih liquid. "Yang ada dioptimalkan sehingga menciptakan pertumbuhan yang lebih cepat," tambahnya.

Selain itu, defisit fiskal akan dijaga di angka sekitar 3 persen sesuai target dalam UU APBN. Postur utang yang kini mencapai sekitar 40 persen dari PDB akan berupaya diturunkan untuk menimalisir ketergantungan Indonesia.

"Let say utangnya pada level sekarang, defisitnya, tapi dengan uang yang ada, kita ciptakan pertumbuhan yang lebih cepat, debt to GDP-nya akan cenderung turun," jelas Purbaya. Ia menegaskan bahwa kuncinya adalah mengoptimalkan dana yang ada dan program yang ada, supaya pertumbuhan bisa lebih cepat sehingga debt to GDP steady atau stabil.