
Masalah Pertanian Muncul Kembali dalam Agenda Reses Anggota DPRD Pringsewu
Masalah pertanian kembali menjadi perhatian utama dalam agenda reses anggota DPRD Pringsewu, yang berlangsung pada hari Minggu tanggal 24 Agustus 2025. Warga setempat mengeluhkan berbagai isu yang memengaruhi sektor pertanian, termasuk fluktuasi harga jagung dan kesulitan dalam mendapatkan pupuk subsidi.
Agenda reses ini diadakan oleh anggota Fraksi Gerindra, Amproni, di RT/RW 01/01 Pekon Bandungbaru, Kecamatan Adiluwih. Acara tersebut dihadiri oleh puluhan warga serta tokoh masyarakat setempat. Mereka menyampaikan berbagai keluhan terkait kondisi sektor pertanian yang mereka alami.
H. Slamet, salah satu warga, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnya sosialisasi dari Dinas Pertanian mengenai harga jual jagung. Menurutnya, seharusnya pemerintah memberikan acuan harga yang bisa diikuti oleh para tengkulak agar tidak merugikan petani. Ia menilai bahwa adanya ketidakjelasan dalam harga jual membuat para petani kesulitan dalam menjual hasil panen mereka.
Rismanto juga menyampaikan keluhan serupa terkait distribusi pupuk subsidi. Ia menyoroti bahwa pupuk subsidi hanya bisa diperoleh sekali dalam setahun. Bahkan, ada beberapa kios atau pengecer yang tidak mematuhi aturan yang berlaku. Rismanto berharap pengawasan dari dinas terkait diperketat agar distribusi pupuk dapat lebih tepat sasaran.
Selain masalah harga dan pupuk, warga juga menyampaikan keluhan tentang kondisi infrastruktur, khususnya jalan di Pekon Bandungbaru dan Pekon Sukamanah yang masih banyak yang belum teraspal. Kondisi jalan yang buruk memengaruhi mobilitas petani dan distribusi hasil pertanian.
Menanggapi keluhan warga, Amproni berjanji akan menindaklanjuti masalah tersebut melalui pokok-pokok pikiran (pokir) dewan. Ia menegaskan bahwa isu-isu ini akan dijadikan program prioritas di tahun mendatang. Selain itu, ia juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait agar harga komoditas pertanian bisa diumumkan secara berkala dan distribusi pupuk lebih efektif.
Amproni menambahkan bahwa peran aktif penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan dinas terkait sangat penting dalam memastikan bahwa petani tidak dirugikan oleh permainan tengkulak maupun masalah distribusi pupuk yang bermasalah. Ia berharap kolaborasi antara pemerintah dan petani dapat meningkatkan kesejahteraan sektor pertanian di wilayah ini.
Tantangan dan Solusi untuk Sektor Pertanian
Masalah-masalah yang dihadapi petani di Pringsewu mencerminkan tantangan yang umum di sektor pertanian. Fluktuasi harga jagung, keterbatasan akses terhadap pupuk subsidi, dan kondisi infrastruktur yang tidak memadai adalah beberapa faktor yang memengaruhi produktivitas dan kesejahteraan petani.
Beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain: - Peningkatan Sosialisasi: Dinas Pertanian perlu lebih aktif dalam memberikan informasi kepada petani mengenai harga jual dan mekanisme distribusi. - Pengawasan yang Lebih Ketat: Pengawasan terhadap distribusi pupuk harus diperkuat agar tidak ada penyalahgunaan atau ketidakadilan. - Perbaikan Infrastruktur: Pembenahan jalan dan infrastruktur pendukung lainnya akan memudahkan akses petani ke pasar dan mendukung distribusi hasil pertanian. - Koordinasi yang Baik: Kerja sama antara pemerintah, dinas terkait, dan petani perlu ditingkatkan untuk memastikan kebijakan yang progresif dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan sektor pertanian di Pringsewu dapat lebih stabil dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat setempat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!