
Peringatan Hari Kemerdekaan yang Menjadi Wadah untuk Kepedulian dan Kesejahteraan
Dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, sejumlah pengusaha dari etnis Tionghoa yang tergabung dalam Masyarakat Tionghoa Peduli (MTP) menyampaikan harapan agar pemerintah lebih teliti dalam mengevaluasi kebijakan yang diterapkan. Hal ini dilakukan karena dampak dari kebijakan tersebut mulai dirasakan oleh lapisan masyarakat bawah.
Koordinator Kegiatan MTP, Dr. Djoni Toat Muljadi, S.H., M.M., mengatakan bahwa meskipun para pengusaha tetap tunduk pada aturan pemerintah, kebijakan terbaru yang dikeluarkan pusat dapat berdampak negatif pada sektor usaha kecil dan menengah. Ia menilai bahwa kebijakan yang sejatinya ditujukan untuk pengusaha besar justru merugikan usaha kecil dan masyarakat bawah.
"Kebijakan yang diterapkan sejatinya ditujukan untuk pengusaha besar, namun pada akhirnya justru merugikan usaha kecil dan masyarakat bawah," ujar Djoni seusai menghadiri upacara 17 Agustus di SD Kristen Trimulia di Jalan Dr Djunjunan, Kota Bandung pada Minggu 17 Agustus 2025.
Ia berharap pemerintah bisa merumuskan kebijakan yang lebih berpihak pada kesejahteraan semua kalangan, termasuk pengusaha kecil yang juga turut berkontribusi pada perekonomian negara. "Pengusaha kecil juga bagian dari roda perekonomian, jadi mereka harus diperhatikan dalam setiap kebijakan," tegasnya, didampingi Koordinator Bakti Sosial MTP Herman Widjaja.
Kegiatan Upacara yang Rutin Dilaksanakan
Lebih lanjut, Djoni menjelaskan bahwa kegiatan upacara ini telah rutin dilaksanakan oleh MTP selama empat tahun terakhir. Meskipun semula mereka bergabung dengan Provinsi Jawa Barat, namun karena kendala pandemi Covid-19, kegiatan ini kini diselenggarakan secara mandiri dan berpindah-pindah lokasi, mulai dari Yayasan Harapan Kasih, Citra Cemara, hingga sekarang di Trimulya.
Upacara ini bukan hanya sebagai bentuk peringatan kemerdekaan, tetapi juga sebagai ajang untuk membuka kesempatan bagi sekolah-sekolah yang ingin berpartisipasi. "Kami siap memfasilitasi setiap tahun bagi sekolah-sekolah yang ingin menggelar upacara," katanya.
Kepedulian Terhadap Generasi Muda
Sementara itu, Djoni juga menegaskan bahwa kegiatan sosial MTP merupakan bentuk kepedulian terhadap generasi muda, agar mereka selalu menghargai jasa para pahlawan. "Melalui kegiatan ini, kami ingin mengingatkan generasi muda agar mereka bisa menghargai perjuangan para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," ungkapnya.
Bantuan Sebagai bagian dari bentuk kepedulian, MTP turut menyerahkan 1.100 paket bantuan 'kadedeuh' kepada LVRI Kota Bandung dan organisasi disabilitas di Jawa Barat. Bantuan ini diberikan sebagai bentuk penghargaan dan dukungan kepada mereka yang telah berjuang demi kemerdekaan serta masyarakat yang membutuhkan.
Inspektur Upacara pada kegiatan tersebut yang juga menjabat Direktur Pengembangan Riset RSPAD Gatot Soebroto, Brigadir Jenderal dr Jonny menyatakan bahwa penghargaan kepada veteran menjadi penting agar generasi muda selalu mengingat jasa mereka. "Kami ingin mengapresiasi jasa para pejuang, khususnya para veteran yang masih ada," katanya.
Tak hanya penghargaan, MTP juga menyalurkan bantuan sembako kepada mereka yang membutuhkan. "Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menjaga semangat kemerdekaan dan memberikan dukungan kepada mereka yang telah berjuang untuk Indonesia," kata Jonny.
Pesta Rakyat untuk Mempererat Hubungan
Di kesempatan yang sama, Prof. Dr. Pan Lindawaty Suherman Sewu, SH M.Hum M.Kn, Wakil Ketua Yayasan Trimulia, mengungkapkan bahwa Pesta Rakyat yang akan diadakan pada esok hari bertujuan untuk mempererat hubungan antara sekolah, siswa, dan keluarga. "Pesta Rakyat ini khusus untuk siswa dan orang tua, dan menjadi wadah untuk merayakan momen istimewa bersama," ujarnya.
Dengan semangat kebersamaan, Sekolah Trimulia berharap Pesta Rakyat ini dapat memperkuat ikatan keluarga besar Trimulia dan memberikan pengalaman berharga bagi seluruh peserta.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!