
Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Tengah Ketidakstabilan Politik
Pada hari Ahad (7/9/25), sebuah acara sosialisasi yang bertajuk "4 Pilar Kebangsaan" digelar oleh Dedi Iskandar Batubara. Acara ini berlangsung di aula kantor PW Al Washliyah Medan dan berhasil menarik perhatian sekitar 150 peserta. Dedi Iskandar Batubara, yang juga menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, menyampaikan pesan penting terkait komitmen kebangsaan di tengah situasi politik yang sedang tidak stabil.
“Kondisi sosial-politik saat ini sedang tidak stabil. Pada titik ini, komitmen kebangsaan kita dipertaruhkan. Sebagai warga negara yang baik dan paham etika, saya minta semua kader Al Washliyah memberi teladan yang baik,” ujar Dedi dalam pidatonya.
Ia menekankan bahwa teladan tersebut harus mencerminkan sifat religius, santun, dan beradab. Ia juga mengingatkan bahwa meskipun setiap orang memiliki aspirasi yang ingin disampaikan kepada pemerintah, cara penyampaiannya harus dilakukan dengan benar.
Pentingnya Persatuan dalam Keragaman
Dedi Iskandar Batubara bersama Alexander Zulkarnaen, seorang akademisi dari Al Washliyah, menjelaskan tentang 4 Pilar Kebangsaan, terutama pilar Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya, penghayatan terdalam terhadap Bhinneka Tunggal Ika terlihat ketika seorang warga negara bisa menjadi pemersatu berbagai kepentingan yang sangat beragam.
“Ketika seseorang bisa melesapkan identitas primordialnya, lalu mengutamakan identitas kebangsaannya, maka itu sudah benar. Karena pada posisi itu, ia bisa melewati batas-batas SARA demi identitas nasional yang lebih tinggi,” jelas Dedi.
Selain itu, ia menambahkan bahwa keberhasilan seorang warga negara dalam mempersatukan masyarakat adalah ketika ia bisa mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi serta rela mengalah demi kepentingan yang lebih besar.
Alexander Zulkarnaen juga menegaskan bahwa warga Al Washliyah harus menjadi motor pemersatu umat dan tidak mudah terpengaruh provokasi. Ia menyarankan agar saluran yang benar digunakan dalam menyampaikan aspirasi kepada pihak berwenang.
Kritik terhadap Penegakan Hukum yang Tidak Sesuai
Setelah sesi materi selesai, moderator membuka sesi tanya jawab. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta, terutama terkait perkembangan politik terkini. Salah satu isu yang muncul adalah komitmen presiden dalam memberantas korupsi yang dinilai kurang agresif.
Menurut penanya, selama hampir satu tahun masa jabatannya, banyak koruptor di sekitarnya tidak tersentuh hukum. Bahkan ada terpidana yang masih bisa tampil di stasiun televisi tanpa dieksekusi, padahal putusan pengadilan sudah inkrah sejak lima tahun lalu.
Realitas penegakan hukum yang tidak sesuai dengan UUD 1945 ini dinilai memicu kemarahan masyarakat dan berujung pada aksi besar-besaran di berbagai daerah.
Dedi Iskandar Batubara dan Alexander Zulkarnaen secara bergantian menjawab pertanyaan peserta. Setelah semua pertanyaan dijawab, pembawa acara menutup acara dan mempersilahkan peserta menikmati konsumsi yang disediakan panitia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!