
Kehidupan Rakyat Miskin Jakarta yang Berbeda Jauh dengan Gaji Anggota Dewan
Di tengah kehidupan masyarakat kota yang penuh tantangan, gaji dan tunjangan anggota dewan di Jakarta terus menjadi sorotan. Angka yang sangat besar membuat banyak orang bertanya-tanya apakah sesuai dengan kondisi rakyat biasa. Tidak jarang, hal ini memicu amarah publik dan bahkan demonstrasi yang berujung pada kerusuhan.
Sebelum direvisi, anggota DPR RI memiliki penghasilan bulanan yang mencapai lebih dari Rp100 juta per bulan. Ini termasuk tunjangan rumah sebesar Rp50 juta. Namun, angka ini justru kalah besar dibandingkan dengan anggota DPRD DKI Jakarta yang menerima tunjangan rumah hingga Rp70 juta, sehingga total pendapatan mereka bisa mencapai Rp139 juta per bulan. Angka ini menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Perbedaan yang begitu jauh antara pendapatan anggota dewan dan kehidupan rakyat miskin di Jakarta menjadi ironis. Di sekitar gedung DPRD DKI Jakarta yang megah, masih banyak warga miskin yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Di bawah jembatan Juanda dekat Masjid Istiqlal hingga kawasan Menteng Dalam, para pedagang kecil seperti Emi (60 tahun) terlihat berusaha bertahan hidup dalam situasi ekonomi yang tidak pasti.
Emi menjual tisu dan jas hujan di tangga JPO Stasiun Juanda. Setiap hari, ia berada di sana mulai pagi hingga sore hari. Ia mengaku harus bekerja keras demi menafkahi cucu-cucunya. Pendapatannya tidak menentu, kadang hanya Rp40 ribu atau Rp100 ribu per hari. Selain itu, dia juga harus mengeluarkan uang untuk biaya pengobatan suaminya yang sakit asam urat, sekitar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu per bulan.
Rumah yang ditempati Emi adalah kontrakan kecil di Gedong Panjang, Jakarta Barat. Dia mengatakan bahwa kehidupannya sangat pas-pasan. Emi menyadari bahwa gaji anggota dewan yang sangat besar tidak masuk akal. “Kita cari makan di sini saja susah, makan cuma pake tahu sama tempe. Uang segede itu bisa buat biaya hidup saya setahun lebih,” katanya.
Di gerbang Masjid Istiqlal, Nafsia (46) menjual kantong plastik kepada jamaah sebagai tempat menyimpan alas kaki. Harganya tidak dipatok, sehingga pembeli bisa membayar seikhlasnya. Kehidupannya serba pas-pasan, dengan anak bungsunya yang masih sekolah. Nafsia sering kesulitan membayar uang sekolah karena tidak sanggup. Meskipun begitu, dia tetap bersyukur dan percaya bahwa rezeki sudah ada yang mengatur.
Sementara itu, Sulaeman (40) tinggal di kontrakan kecil di Senen, Jakarta Pusat. Dia berjualan minuman es di sekitar gedung DPRD Jakarta. Penghasilannya hanya sekitar Rp50 ribu hingga Rp80 ribu per hari. Dengan pendapatan tersebut, dia harus membiayai dua anaknya yang sedang bersekolah. Sulaeman merasa bahwa gaji anggota dewan tidak masuk akal. “Tunjangan segitu gede, sementara rakyat banyak kelaparan. Nggak sepadan sama sekali,” ujarnya.
Yadi (33), penjual es keliling di kawasan Menteng, juga merasa bahwa gaji besar anggota dewan tidak pantas. Menurutnya, saat ekonomi kritis, anggota dewan seharusnya lebih memperhatikan rakyat kecil. “Nggak wajar lah. Ekonomi kritis, mereka ibaratnya ekonomi kayak gini, nggak mikirin rakyat-rakyat kecil, mereka malah duduk manis,” katanya.
Aris (30), penjual bakso di sekitar gedung DPRD DKI Jakarta, juga merasa prihatin. Pendapatannya tidak menentu, tergantung dari ramai atau tidaknya pembeli. Saat demo terjadi, dagangannya bisa merosot drastis. Aris mengatakan bahwa gaji anggota dewan tidak masuk akal jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat di lapangan. “Pendapatnya nggak sesuai, hitungannya nggak masuk akal,” ujarnya.
Menurut data BPS, upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta pada 2024 berada di kisaran Rp5,3 juta per bulan. Artinya, satu bulan gaji anggota DPRD Jakarta setara dengan gaji 26 kali lipat pekerja berupah minimum. Hal ini semakin memperkuat ketimpangan antara anggota dewan dan rakyat biasa.
Hingga kini, Jakarta masih dihuni oleh ratusan ribu warga miskin. Emi, Nafsia, Sulaeman, Yadi, dan Aris hanyalah beberapa contoh dari ratusan ribu episode kisah rakyat miskin kota. Mereka terus berjuang untuk hidup, sementara gaji dan tunjangan anggota dewan terus meningkat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!