Dari Tesso Nilo, Erwin Daulay Merawat Gajah dan Hutan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Gajah Sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo

Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang berada di Kabupaten Pelalawan, Riau, menjadi tempat tinggal dan pengungsian terakhir bagi gajah sumatera. Dulu, luas area taman nasional ini mencapai 81.739 hektare (ha). Namun, saat ini hanya tersisa sekitar 12.561 ha atau sekitar 15 persen dari luas awalnya.

Pengurangan luas lahan menyebabkan jalur jelajah gajah semakin sempit dan ruang hidup mereka semakin terbatas. Hal ini memicu konflik antara gajah liar dengan masyarakat sekitar, serta mengakibatkan penurunan jumlah populasi gajah. Di tengah situasi ini, banyak orang yang bekerja keras untuk menjaga keseimbangan alam dan melindungi habitat gajah sumatera.

Salah satu tokoh yang menunjukkan dedikasi adalah Erwin Daulay, seorang mahout yang tergabung dalam Tim Elephant Flying Squad. Ia telah bekerja selama lebih dari tiga dekade untuk melatih dan menjaga gajah di TNTN. Sebagai mahout, ia memiliki keahlian dalam berinteraksi, mendidik, dan mengendalikan gajah. Bagi Erwin, menjadi mahout bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga panggilan hati untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Tugas dan Peran Mahout

Sebagai bagian dari Tim Elephant Flying Squad, tugas Erwin tidak hanya terbatas pada pelatihan gajah. Ia juga bertugas melakukan patroli bersama gajah jinak untuk mencegah gajah liar masuk ke permukiman. Dua kali seminggu, tim melakukan briefing singkat sebelum memulai patroli. Jalur ditentukan, kondisi gajah dicek, dan perbekalan disiapkan sebelum berangkat. Patroli bisa mencakup jarak 10 hingga 15 km, melewati sungai, rawa, hingga perkebunan sawit yang sering menjadi titik konflik.

Gajah biasanya makan sepanjang jalan, sehingga jalur patroli harus sesuai dengan jenis tanaman yang mereka sukai. Selain itu, tim juga harus bisa membaca jejak gajah liar untuk memitigasi konflik. Mereka harus mampu menggiring gajah liar kembali ke dalam hutan. Saat menggiring, terkadang terjadi ketegangan, terutama dengan gajah jantan yang sensitif. Untuk itu, mahout harus tetap tenang dan menggunakan alat seperti meriam karbit atau petasan agar tidak terjadi perkelahian.

Selain menggiring gajah, Tim Elephant Flying Squad juga bertugas mencatat keberadaan satwa lain seperti tapir dan rusa, memantau titik api, serta mencegah pembalakan liar. Erwin pernah menyaksikan pelaku menebang pohon, dan setelah tim datang, mereka kabur meninggalkan alat berat yang kemudian diamankan sebagai barang bukti.

Edukasi dan Keterlibatan Masyarakat

Selain tugas teknis, tim juga bertugas mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberadaan gajah liar. Dengan demikian, masyarakat dapat turut memitigasi konflik. Namun, upaya ini tidak selalu mudah karena ada masyarakat yang menolak keberadaan tim. Adu mulut sering terjadi, dan tim hanya bisa menjelaskan bahwa wilayah tersebut merupakan kawasan konservasi.

Erwin memiliki ikatan khusus dengan seekor gajah betina bernama Ria, yang ia rawat sejak awal kariernya. Hubungan tersebut dibangun melalui kebersamaan puluhan tahun. Dari Ria, Erwin belajar membaca tanda-tanda kesehatan gajah. Nafsu makan yang menurun atau perubahan warna kotoran menjadi alarm dini yang tidak boleh diabaikan.

Duka atas Kematian Rahman

Kehilangan Rahman, gajah berusia 46 tahun, adalah duka besar bagi Erwin dan tim. Rahman mati secara mengenaskan, dengan gading kirinya hilang dipotong. Penyidikan kasus ini masih belum jelas tindak lanjutnya. Erwin menyatakan bahwa habitat semakin tertekan, sedangkan hukum terlalu longgar untuk melindungi gajah. Oleh karena itu, ia berharap dukungan lebih kuat dari pemerintah, daerah, dan pihak swasta.

Peran Tim Elephant Flying Squad

Peran Tim Elephant Flying Squad di TNTN mendapat apresiasi dari Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Menurutnya, keberadaan tim efektif dalam mitigasi konflik gajah-manusia. Tim tidak hanya membantu mengarahkan gajah kembali ke habitatnya, tetapi juga membangun kedekatan dengan masyarakat agar konflik bisa ditangani lebih humanis.

Patroli rutin mereka juga menjaga keamanan hutan dari aktivitas ilegal seperti perambahan dan perburuan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari sejarah panjang pembentukan tim yang dimulai pada 2004. Tim ini merupakan hasil kerja sama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dengan WWF Indonesia.

Dukungan Pemerintah dan Strategi Jangka Panjang

Pemerintah tidak tinggal diam dalam mendukung para mahout yang menjadi ujung tombak Tim Elephant Flying Squad. Anggaran operasional disediakan untuk pakan, perawatan kesehatan gajah, serta perlengkapan kerja. Mahout juga mendapatkan pelatihan teknis lapangan, pertukaran pengalaman dengan unit lain, serta jaminan kesehatan dan perlindungan kerja.

Untuk memperkuat kesejahteraan satwa, pemerintah bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia membangun klinik gajah di TNTN, lengkap dengan dokter hewan dan perawat satwa. Pemerintah juga merencanakan replikasi model Tim Elephant Flying Squad di bentang alam lain di Sumatera yang memiliki populasi gajah liar.

Strategi jangka panjang konservasi gajah sumatera mencakup restorasi habitat alami, pembangunan koridor satwa, serta tata ruang yang memasukkan aspek konservasi. Program pemberdayaan masyarakat juga dijalankan agar warga memiliki alternatif ekonomi yang ramah lingkungan.

Dalam menghadapi ancaman deforestasi dan perubahan iklim, pemerintah memperkuat perlindungan ekosistem kunci yang menjadi ruang jelajah gajah. Upaya ini termasuk penanaman kembali spesies pakan alami, pemulihan hutan yang terfragmentasi, serta penggunaan teknologi seperti GPS collar dan drone untuk memantau populasi.

Terkait ancaman perburuan, Raja Juli menegaskan bahwa pemerintah akan rutin melakukan patroli gabungan dengan aparat penegak hukum, menindak tanpa kompromi terhadap pelaku, serta mengembangkan sistem intelijen konservasi. Pemerintah tidak akan memberi ruang bagi perdagangan ilegal bagian tubuh gajah.