
Meningkatkan Reputasi Akademik Perguruan Tinggi Melalui Sitasi Artikel
Perguruan tinggi menghadapi tantangan dalam meningkatkan sitasi artikel akademik. Sitasi yang tinggi tidak hanya menunjukkan kualitas penelitian, tetapi juga meningkatkan reputasi institusi tersebut. Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Indra Ridwan, S.Sos., M.Sn., M.A., Ph.D., saat menghadiri Seminar Nasional bertema “Membangun Reputasi Akademik, Melalui Riset, Pengkaryaan Seni, dan Pengabdian”.
Indra menyatakan bahwa di ISBI, beberapa tulisan dosen telah terbit di jurnal, namun strategi untuk meningkatkan jumlah sitasi masih perlu dikembangkan. “Sitasi yang tinggi akan memperkuat reputasi akademik ISBI Bandung,” ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa publikasi di jurnal internasional bereputasi membutuhkan dukungan pendanaan. Perguruan tinggi besar biasanya memberikan kompensasi kepada dosen yang berhasil menulis dan menerbitkan artikel di jurnal internasional. ISBI sedang berupaya mengalokasikan dana agar peneliti yang berhasil menerbitkan karya ilmiah di jurnal bergengsi bisa mendapatkan penghargaan.
Aturan Baru dalam Proses Kelulusan Mahasiswa
Lebih lanjut, Indra mengungkapkan aturan terbaru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang memungkinkan publikasi artikel ilmiah menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa. Aturan ini telah berlaku melalui Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023, dan diperbaharui melalui Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025.
“Mahasiswa (S1) bisa lulus bukan hanya lewat skripsi, tetapi juga dengan menulis artikel yang dipublikasikan di jurnal bereputasi,” katanya. Di Prodi Tari dan Karawitan, kebijakan ini sudah diterapkan tahun ini.
Indra berharap seminar nasional ini tidak hanya memperkuat tradisi menulis di kalangan akademisi ISBI Bandung, tetapi juga membuka peluang lebih banyak karya seni dan riset masuk ke jurnal internasional bereputasi seperti Scopus Q1, Q2, dan Q3.
Karya Seni dan Riset yang Terpublikasi
Menurut Indra, hasil penelitian dan karya dosen maupun mahasiswa ISBI Bandung tidak hanya ditampilkan dalam bentuk karya seni, tetapi juga ditargetkan agar tercatat dalam artikel ilmiah dan terpublikasi di jurnal nasional maupun internasional bereputasi.
Ia menegaskan bahwa dalam seni terdapat tiga elemen penting: riset, pengkaryaan, dan pengabdian. ISBI Bandung memiliki banyak karya yang luar biasa, baik di tingkat nasional maupun internasional. Agar terekognisi secara luas, karya-karya itu harus dituangkan dalam tulisan ilmiah yang terpublikasi di jurnal bereputasi.
Wadah bagi Para Peneliti
Ketua LPPM ISBI Bandung, Dr. Nani Sriwardani, S.T., M.Ds., menjelaskan bahwa seminar ini menjadi wadah bagi para peneliti dan dosen untuk menyampaikan ide, gagasan, serta hasil riset yang telah dilakukan. “Melalui seminar ini, dosen dan mahasiswa dapat memperluas wawasan, sekaligus membangun reputasi akademik melalui riset, pengkaryaan seni, dan pengabdian,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber internasional, yakni Assoc. Prof. Dr. Mohamed Nor Azhari Azman dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, serta Muhammad Fairul Azreen Bin Mohd Zahid dari LASALLE College of the Arts, Singapura. Seminar diikuti oleh dosen, mahasiswa, dan umum.
Target Publikasi Artikel Ilmiah
Nani menjelaskan bahwa para dosen ISBI Bandung memiliki target internal untuk menulis artikel ilmiah dan mempublikasikannya pada jurnal terindeks Sinta 2, sesuai dengan skema masing-masing. Sementara itu, untuk beberapa penelitian pada jurnal Bima, target publikasinya ditujukan pada jurnal internasional bereputasi.
Lebih lanjut, Nani menambahkan bahwa pascaseminar, pihaknya menargetkan lebih dari 20 artikel ilmiah dapat dipublikasikan, baik dalam prosiding maupun jurnal bereputasi, baik nasional maupun internasional.
Potensi Karya Seni yang Masuk Jurnal Internasional
Assoc. Prof. Dr. Mohamed Nor Azhari Azman dari Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, menilai banyak karya seni mahasiswa dan dosen ISBI Bandung yang potensial dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bereputasi internasional. Menurutnya, karya tersebut hanya perlu dikembangkan dan ditulis dalam format artikel ilmiah yang baik.
Azhari menyarankan agar ISBI Bandung mendorong dan mewajibkan mahasiswanya membuat sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal bereputasi. Hal ini bisa meningkatkan reputasi ISBI Bandung karena banyak tersitasi.
Trik Khusus untuk Meningkatkan Sitasi Artikel
Azhari juga memberikan trik khusus agar artikel ilmiah terindeks Scopus. Menurutnya, sitasi harus diperbaiki, formatnya harus konsisten, dan harus menambah anggota editorial jurnal yang bersifat internasional sesuai bidangnya.
Jika fokus pada tiga hal ini, diyakini ISBI Bandung bisa memiliki jurnal seni pertunjukan terindeks dalam Scopus. Tidak kalah penting, artikel ilmiah harus ditulis minimal dalam 3.000-7.000 kata dalam bahasa Inggris.
Menurutnya, hal tersebut pun bisa berdampak pada ketertarikan mahasiswa mancanegara berkuliah di ISBI Bandung. Pasalnya, Scopus berkaitan dengan QS Ranking, salah satu ukuran perankingan kampus bereputasi dunia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!