Kasus Azis Wellang: Domino, Menhut, dan Menteri P2MI, Status Tersangka Dicabut

Azis Wellang dan Kontroversi yang Muncul

Nama Azis Wellang belakangan menjadi sorotan publik. Hal ini terjadi setelah fotonya saat bermain domino bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding viral di media sosial. Peristiwa ini memicu berbagai spekulasi dan pertanyaan mengenai hubungan antara Azis dengan para pejabat tersebut.

Azis Wellang adalah seorang pengusaha kayu yang pernah menjadi tersangka dalam kasus pembalakan liar. Ia juga menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Nama Azis mencuat setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembalakan liar di Katingan, Kalimantan Tengah, pada November 2024 oleh Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK. Ia diduga terlibat dalam penebangan kayu di luar izin konsesi melalui PT ABL dan kontraktornya PT GPB.

Meski demikian, status tersangka Azis dihentikan melalui putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 14 Februari 2025. Azis juga sempat menyatakan bahwa pemberitaan tentang status tersangkanya tidak memiliki dasar hukum. Selain itu, ia pernah dikaitkan dengan sengketa tanah Kebon Kacang, Jakarta Pusat, melawan Herman Djaya. Meskipun pengadilan memenangkan Herman hingga tingkat Mahkamah Agung, kuasa hukum Azis menegaskan bahwa kliennya adalah korban rekayasa dan bukan bagian dari mafia tanah.

Tanggapan Menteri Kehutanan

Menyikapi foto yang viral, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni memberikan klarifikasi melalui akun Instagram. Ia mengakui bahwa dirinya ikut bermain domino bersama Azis Wellang. Namun, ia menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi secara spontan ketika ia menghadiri undangan Menteri Abdul Kadir Karding di posko KKSS.

Raja Juli menyatakan bahwa ia tidak mengenal Azis Wellang sebelumnya. Ia hanya mengetahui identitas Azis setelah foto tersebut beredar. Menurutnya, tidak ada obrolan apapun terkait kasus pembalakan liar selama permainan domino tersebut. Ia juga menegaskan komitmennya untuk menindak tegas praktik illegal logging. “Tidak ada sedikit pun ruang bagi siapa pun yang melanggar hukum di kawasan hutan. Saya akan tegakkan hukum setegas-tegasnya kepada pembalak liar tanpa pandang bulu,” ujarnya.

Komentar Menteri P2MI

Menteri P2MI Abdul Kadir Karding yang juga hadir dalam acara tersebut membenarkan kronologi versi Raja Juli. Ia menjelaskan bahwa permainan domino sudah menjadi tradisi dalam pertemuan KKSS. Karding menambahkan bahwa Azis tidak lagi berstatus tersangka setelah penyidikan dihentikan pada Februari 2025. “Berdasarkan putusan PN Jakpus dan SP3 dari Gakkum KLHK, status tersangka sudah tidak ada lagi,” jelasnya.

Perubahan di Kabinet

Pada Senin (8/9/2025), kabar mengejutkan datang dari Presiden Prabowo Subianto yang mencopot Karding dari posisi Menteri P2MI. Karding digantikan oleh Mukhtarudin, politikus Partai Golkar. Karding yakin bahwa alasan pencopotannya bukan karena permainan domino bersama Azis Wellang. “Enggak lah, kalau memang iya harusnya bukan saya kan. Saya kira bukan itulah alasannya,” ujarnya.

Karding mengaku diberitahu oleh Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya tentang pencopotannya pada pukul 14.30 WIB. Ia belum mengetahui sosok yang akan menggantikannya. Meski dicopot, Karding menyampaikan rasa terima kasih dan dukungan kepada pemerintahan Prabowo.

Reaksi Raja Juli Antoni

Berbeda dengan Karding, Raja Juli Antoni masih menjabat sebagai Menteri Kehutanan. Bahkan, ia dipanggil Prabowo untuk membahas soal hutan dan pangan pada Selasa (9/9/2025). Saat dicegat wartawan, Raja Juli menyampaikan permintaan maaf atas foto yang viral. “Dari hati yang terdalam, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada Pak Presiden Prabowo, kepada Komisi IV mitra saya, dan terutama maaf saya tentu kepada masyarakat Indonesia atas kericuhan yang terjadi karena foto yang beredar tersebut,” ujarnya.

Ia mengaku hal ini menjadi pembelajaran bagi dirinya sebagai pejabat publik. “Saya berharap ini menjadi pelajaran bagi saya sebagai pejabat publik untuk lebih hati-hati, lebih aspiratif, lebih mampu membaca sensitivitas masyarakat,” tambahnya.