China Masters 2025 - Ganda Malaysia Minta Dipanggil Juara Dunia Usai Kegagalan Juara

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Ganda Campuran Malaysia Kembali Gagal Meraih Gelar di China Masters 2025

Ganda campuran Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei, kembali mengalami kekecewaan setelah gagal meraih gelar BWF World Tour Super 750 dalam turnamen China Masters 2025. Mereka dikalahkan oleh pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran, pada laga final yang digelar di Shenzhen Arena, China, pada hari Minggu (21/9/2025). Hasil ini menambah deretan kekalahan mereka dalam pertandingan terakhir.

Chen/Toh tumbang dengan skor 8-21, 17-21. Sebelum pertandingan tersebut, pasangan ini sebenarnya tidak memiliki rekor pertemuan yang baik melawan ganda campuran Thailand. Dalam empat pertemuan sebelumnya, mereka hanya mampu meraih satu kemenangan dan tiga kekalahan. Kekalahan di final ini membuat rekor mereka menjadi empat kali kalah.

China Masters 2025 menjadi turnamen BWF World Tour pertama bagi Chen/Toh setelah sukses memenangkan Kejuaraan Dunia 2025. Setelah meraih gelar juara dunia, mereka sempat mengalami euforia yang tinggi hingga memutuskan untuk mundur dari ajang Hong Kong Open 2025 pekan lalu.

Chen Tang Jie mengungkapkan perasaannya setelah meraih gelar juara dunia. “Saya sangat senang dan bahagia bahwa kita telah menjadi juara dunia,” ujarnya. Ia juga menyebutkan bahwa gelar ini sangat berarti bagi setiap pemain.

Pasangan unggulan ketiga ini sebenarnya tampil cukup baik hingga babak semifinal China Masters 2025. Mereka berhasil mengalahkan ganda campuran Indonesia, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, dalam pertemuan keempat mereka. Selain itu, Chen/Toh juga sukses menumbangkan unggulan teratas asal China, Feng Yan Zhen/Huang Dong Ping, dalam babak semifinal.

Namun, performa mereka tampaknya tidak maksimal pada laga final. Toh Ee Wei mengaku mengalami cedera punggung, tetapi ia enggan menyalahkan kondisi tersebut. “Ada masalah karena saya cedera punggung beberapa pertandingan lalu,” ujarnya. Meski begitu, ia tetap fokus pada pertandingan.

Toh menjelaskan bahwa ia tidak mendapatkan perawatan khusus setelah merasakan sakit pada punggung. Ia ingin tetap tampil maksimal pada laga final. “Tidak ada perlakuan khusus. Begitu kami masuk lapangan, kami tidak memikirkannya,” katanya.

Ia mengungkapkan bahwa teknik yang digunakan dalam pertandingan tersebut tidak berjalan dengan baik. “Saya pikir teknik kami hari ini tidak berhasil, itulah masalah utamanya,” ujarnya.

Setelah mengalami kekalahan di final China Masters 2025, Chen/Toh memilih untuk mengevaluasi penampilan mereka dan kembali membumi setelah euforia meraih gelar Kejuaraan Dunia 2025. Toh mengakui bahwa pasangan Thailand tampil lebih baik dalam pertandingan tersebut.

“Kami senang bisa menyelesaikan pertandingan, meski tidak dalam kondisi prima, tapi tubuh kami aman,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa sekarang mereka hanya perlu pulih dengan cepat dan bersiap untuk turnamen berikutnya.

Toh juga menyampaikan bahwa mereka kurang tegas dalam taktik dan tidak memanfaatkan kekuatan mereka secara optimal. “Serangan mereka lebih mengancam, dan konsistensi serta permainan keseluruhan mereka masih lebih kuat dari kami. Namun, mencapai final telah memberi kami keyakinan lebih,” ujarnya.