Usulan DPR soal Gerbong Khusus Merokok di Kereta Dianggap Tidak Masuk Akal

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penolakan Terhadap Usulan Gerbong Khusus Merokok di Kereta Api

Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia dan pegiat perlindungan konsumen Tulus Abadi menanggapi usulan yang diajukan oleh anggota Komisi VI DPR Nasim Khan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI. Usulan tersebut menginginkan adanya satu gerbong khusus untuk merokok dalam kereta api jarak jauh. Pengajuan ini dilakukan dalam rapat kerja dengan PT KAI pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Tulus menilai bahwa usulan tersebut tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia terkait kesehatan. Ia menyebutkan bahwa beberapa aturan seperti Undang-undang Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2024 tentang Kesehatan, serta puluhan Peraturan Daerah soal Kawasan Tanpa Rokok (KTR) harus dipatuhi. Menurutnya, transportasi umum seperti kereta api jarak jauh wajib menjadi KTR. Dengan demikian, penggunaan area khusus merokok seperti smoking area atau smoking room tidak diperbolehkan.

Selain itu, Tulus menegaskan bahwa transportasi umum juga dilarang melakukan aktivitas penjualan rokok dan promosi terkait rokok. Oleh karena itu, ia mengecam usulan Nasim Khan sebagai hal yang tidak masuk akal. "Usulan itu absurd alias menggelikan," katanya dalam pernyataan tertulis.

Banyaknya Kecelakaan yang Dipicu oleh Merokok

Tulus memberikan contoh kecelakaan transportasi massal yang disebabkan oleh penumpang yang merokok. Salah satunya adalah tenggelamnya kapal TampoMas II yang menewaskan 431 orang pada 1981. Selain itu, kecelakaan pesawat Varig 820 pada tahun 1973 juga terjadi karena belum ada larangan merokok di dalam pesawat.

Dalam kecelakaan tersebut, api muncul dari putung rokok yang masih menyala yang dibuang ke bak sampah toilet pesawat. Kejadian ini memicu kebakaran yang menghasilkan gas beracun yang membunuh ratusan orang. Dari sini, Tulus menekankan bahwa keberadaan area khusus merokok dapat membahayakan keselamatan penumpang dan staf kereta api.

Pertimbangan Ekonomi dan Keselamatan

Nasim Khan sebelumnya mengusulkan agar PT KAI menyediakan kembali gerbong khusus bagi para perokok dalam layanan kereta jarak jauh. Menurutnya, keberadaan gerbong tersebut bukan hanya memberi kenyamanan, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan. Ia menyampaikan usulan ini dalam rapat dengar pendapat dengan Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.

Nasim mengatakan bahwa gerbong serupa pernah ada, namun kemudian dihapuskan. Ia menyarankan agar satu gerbong digunakan sebagai area khusus merokok. "Ini ada masukan juga, gerbong yang selama ini ada, tapi setelah itu dihilangkan, sisakan satu gerbong untuk cafe, untuk ngopi, paling tidak di situ untuk smoking area, Pak," ujar Nasim.

Ia yakin bahwa keberadaan gerbong merokok akan memberikan manfaat ekonomi bagi PT KAI. "Nah, karena banyak kereta tidak smoking area, Pak Bobby. Nah, paling tidak dalam kereta ini ada satu gerbong. Saya yakin, Pak, saya yakin itu pasti bermanfaat dan menguntungkan buat kereta api, ya kan?" kata dia.

Nasim juga menjelaskan bahwa perjalanan jarak jauh yang bisa memakan waktu hingga delapan jam sering membuat penumpang merasa bosan. Ia mencontohkan transportasi bus yang memiliki smoking area selama perjalanan. "Karena 8 jam perjalanan jauh. Di bus saja 8 hingga 12 jam itu ada smoking area. Masa kereta sepanjang itu, satu gerbong, Pak, saya yakin bisa itu Pak ya," ucapnya.