
Ancaman Tutupnya UMKM di Kanada Akibat Perang Dagang dengan AS
Sejumlah UMKM di Kanada menghadapi ancaman penutupan akibat perang dagang yang sedang berlangsung antara negara tersebut dengan Amerika Serikat (AS). Federasi Bisnis Independen Kanada (CFIB) melaporkan bahwa sekitar 20 persen dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kanada berisiko tutup dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh pihak AS.
Wakil Presiden CFIB, Corinne Pohlmann, menyatakan bahwa bisnis kecil tidak memiliki pilihan lain selain mengurangi pengeluaran. Namun, jika situasi tidak berubah, mereka harus membuat keputusan sulit. Menurut Pohlmann, dampak terburuk dari perang dagang adalah hilangnya sebanyak 20 persen UMKM. Selain itu, ketidakjelasan terkait kebijakan perdagangan juga menjadi tantangan besar bagi pelaku usaha.
Tarif balasan yang diberlakukan AS terhadap barang impor dari Kanada telah memicu kekhawatiran serius. Dari hasil survei, 19 persen pelaku UMKM mengatakan bahwa mereka tidak akan bertahan lebih dari enam bulan setelah penetapan tarif. Sementara itu, 10 persen lainnya mengungkapkan bahwa mereka hanya bisa bertahan kurang dari satu tahun. Kenaikan tarif ini memaksa para pelaku UMKM untuk menekan margin keuntungan karena tidak mampu menaikkan harga produk. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas konsumen terhadap kenaikan harga.
CFIB Minta Pemerintah Memberlakukan Tarif Balasan
Dalam upaya mengurangi dampak buruk dari kenaikan tarif, CFIB menyarankan pemerintah Kanada untuk memberlakukan tarif balasan terhadap barang-barang yang berasal dari AS. Besaran tarif ini akan dikembalikan kepada pelaku usaha yang terdampak. Langkah ini dapat menjadi bentuk pengurangan pajak bisnis kecil hingga mencapai nol persen sementara waktu. Tarif balasan ini akan digunakan untuk mendanai bisnis kecil, mirip dengan mekanisme pajak karbon yang sudah ada sebelumnya.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh CFIB, sebanyak 62 persen UMKM di Kanada akan menghadapi peningkatan biaya operasional akibat kenaikan tarif pada produk ekspor ke AS. Selain itu, 41 persen UMKM mengalami gangguan dalam rantai pasokan. Hal ini menunjukkan bahwa perang dagang bukan hanya berdampak langsung pada biaya produksi, tetapi juga mengganggu proses distribusi dan pengadaan bahan baku.
Langkah Pemerintah dalam Menghadapi Masalah Tarif
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, telah merencanakan kunjungan ke Meksiko pada bulan September untuk membahas masalah perdagangan dengan AS. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memperluas hubungan dagang dengan negara-negara lain guna mengurangi ketergantungan ekspor terhadap AS. Sebelumnya, Kanada dan Meksiko telah menghadapi ancaman tarif dari AS dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Meksiko berhasil mendapatkan penundaan pemberlakuan tarif selama 90 hari untuk melakukan negosiasi lebih lanjut.
Kanada dan Meksiko telah tergabung dalam Canada-US-Mexico Agreement (CUSMA), tetapi hubungan bilateral antara kedua negara masih belum sepenuhnya optimal. Selama ini, baik Kanada maupun Meksiko lebih fokus pada hubungan perdagangan dengan AS dibandingkan kerja sama regional. Dengan adanya ancaman tarif dari AS, langkah untuk memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga menjadi semakin penting.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!