
news.aiotrade.app - Dosen Kelompok Keahlian Kimia Anorganik dan Fisik di Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si., telah mengumpulkan dua prestasi membanggakan terkait sains dan teknologi.
Pada Agustus 2024, ia menerima Penghargaan Achmad Bakrie ke-20 kategori Ilmuwan Muda atas penelitian tentang material nano untuk energi berkelanjutan.
Lalu pada September 2024, Grandprix masuk dalam daftar ilmuwan Top 2 persen Dunia versi Elsevier dan Stanford University.
Ia aktif meneliti berbagai aplikasi material nano sejak tahun 2019.
Fokus penelitian pada pembangan material nanopori dan MXene
Penelitiannya berfokus pada pengembangan material nanopori dan MXene, material nano dua dimensi yang baru ditemukan secara global pada tahun 2011.
“Lab kami adalah yang pertama mengembangkan MXene di Indonesia sejak tahun 2019,” ujar Gradprix yang merupakan bagian dari Pusat Rekayasa Katalisis ITB (PRK-ITB), dikutip dari situs resmi ITB, Selasa (26/8/2025).
Material ini berpotensi besar menjadi katalis dalam reaksi pemecahan air menjadi hidrogen dan oksigen, serta mendukung pengembangan energi bersih dan berkelanjutan.
Lebih dari 90 persen proses industri kimia pun memerlukan katalis.
Selain menjadi katalis, material nano dimanfaatkan dalam pengembangan membran untuk pemurnian air, sensor berbasis partikel nano emas, hingga aplikasi energi seperti sel surya.
Sejumlah publikasi ilmiah internasional telah lahir dari hasil riset Grandprix.
Ada tantangan dalam melakukan riset
Ia mengakui tantangan dalam riset tentu ada, contohnya yang umum adalah keterbatasan bahan dan fasilitas.
"Tapi, puji Tuhan, kami selalu mengusahakan apa yang bisa dikerjakan dengan fasilitas yang kami miliki. We make the best out of what we have. Kuncinya adalah kolaborasi dengan kolega-kolega di luar negeri," katanya.
Grandprix mengaku sangat bersyukur ada pihak luar yang memberikan penghargaan, bukti penelitian yang dikembangkan sukses diakui dan dihargai.
Ia pun terus mengembangkan risetnya lewat kolaborasi dengan institusi internasional seperti National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Kyushu University (Jepang), hingga sekarang dengan Harvard University (Amerika Serikat).
Bagi Grandprix muda bukan soal usia saja, tapi tentang semangat yang membara dan tidak pernah padam.
"Kita tidak boleh merasa kecil karena masih muda," pesannya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!