
Dipublikasikan pada, 25 Agustus -- 25 Agustus 2025 5:39 PM
Sistem berbasis satelit baru akan diluncurkan tahun depan untuk menyediakan data yang andal tentang budidaya tanaman dan mengakhiri perselisihan mengenai data produksi kapas Punjab. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan transparansi, mendukung pengambilan keputusan yang akurat, dan membimbing perencanaan masa depan terkait impor, ekspor, dan kebijakan pertanian. Dewan Pemfasilitasan Investasi Khusus (SIFC) akan mengawasi proyek ini bekerja sama dengan Tiongkok dan Sistem Informasi dan Manajemen Lahan (LIMS), yang dibentuk pada tahun 2023 untuk memperbarui praktik pertanian.
Proyek ini datang setelah bertahun-tahun perselisihan antara Layanan Pelaporan Tanaman Punjab (CRS) dan Asosiasi Penggiling Kapas Pakistan (PCGA) mengenai estimasi produksi. Untuk tahun fiskal 2025, CRS melaporkan 609.000 kantong yang dipanen hingga 31 Juli, sementara PCGA mencatat hanya 301.000 kantong. Perbedaan besar ini telah memicu kekhawatiran di kalangan pemangku kepentingan yang bergantung pada angka yang akurat untuk membuat keputusan penting di sektor tekstil dan pertanian.
Pejabat CRS menjelaskan bahwa angka mereka didasarkan pada alat canggih, termasuk pemetaan GPS, sampel acak, dan metode yang diakui secara internasional yang didukung oleh Organisasi Pangan dan Pertanian. Mereka juga menekankan bahwa perkiraan PCGA hanya mencakup kapas yang tiba di pabrik ginning, mengabaikan persediaan yang disimpan di peternakan, dipindahkan ke provinsi lain, atau dimiliki oleh tengkulak. Pendekatan terbatas ini, menurut CRS, menciptakan gambaran yang menyesatkan tentang produksi sebenarnya.
Untuk meningkatkan akurasi lebih lanjut, CRS telah meminta Badan Pajak Federal untuk menerapkan sistem yang memastikan pelaporan real-time di semua pabrik ginning. Pejabat berargumen bahwa pengisian faktur yang tidak memadai di fasilitas tersebut adalah alasan lain untuk ketidaksesuaian, yang menyebabkan tantangan dalam pengambilan keputusan kebijakan. Oleh karena itu, program berbasis satelit ini dianggap sebagai solusi jangka panjang yang dapat mengisi celah-celah ini dan membangun kembali kepercayaan antara pemangku kepentingan di sektor kapas.
Di sisi lain, Asosiasi Pabrik Kain Seluruh Pakistan (APTMA) menunjukkan minat untuk mengambil alih Komite Kapas Pusat Pakistan (PCCC) setelah sengketa keuangan terbaru diselesaikan dengan dukungan pemerintah. Jika disetujui, langkah ini dapat mempercepat penelitian mengenai benih kapas berproduksi tinggi dan tahan iklim, membantu petani meningkatkan produktivitasnya. Bersamaan dengan itu, hujan deras di daerah penghasil kapas telah mengurangi pasokan kapas berkualitas tinggi, mendorong harga lokal menjadi Rs16.400-16.600 per maund. Pakar industri memperingatkan bahwa depresiasi rupiah lebih lanjut dapat membuat harga naik lebih tinggi dalam minggu-minggu mendatang.
Secara keseluruhan, sistem pemantauan satelit yang akan datang diharapkan dapat meningkatkan transparansi, memperkuat pengambilan kebijakan, dan meningkatkan sektor kapas Pakistan. Dengan teknologi canggih dan kerja sama internasional, produksi kapas Punjab dapat dipantau dengan lebih akurat daripada sebelumnya, memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi petani, penggiling kapas, dan produsen tekstil.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!