Pagelaran Sabang Merauke 2025: Kembangkan Seni Teatrikal dengan Tema Baru
Pengalaman menonton pagelaran Sabang Merauke 2025 yang berlangsung di Indonesia Arena, Jakarta, terasa sangat istimewa. Tidak hanya karena panggung yang lebih besar dan spektakuler, tetapi juga karena elemen-elemen teatrikal yang dikemas dengan kreativitas tinggi. Tahun ini, tema “Hikayat Nusantara” menjadi jantung dari pertunjukan tersebut, mengajak penonton untuk merasakan kekayaan budaya Indonesia melalui kisah-kisah rakyat yang penuh makna.
Panggung yang Lebih Besar dengan Elemen Teatrikal yang Menarik Perhatian
Pagelaran Sabang Merauke 2025 kembali diselenggarakan di Indonesia Arena, sebuah tempat yang lebih luas dibandingkan tahun lalu di JIExpo Kemayoran. Hal ini memberi ruang yang lebih leluasa bagi para penari dan pemain untuk tampil maksimal. Di atas panggung yang megah, semua elemen teatrikal bekerja sama menciptakan pengalaman yang memukau.
Permainan lighting yang apik membantu membangun suasana dramatis dalam setiap scene. Selain itu, jumbotron yang dipasang di panggung tidak hanya sebagai latar belakang, tetapi juga menjadi bagian penting dari cerita. Contohnya, saat Alsant Nababan, Yuyun Arfah, dan Christine Tambunan menyanyikan lagu “Rambadia” dari Batak, jumbotron menampilkan visual kain ulos yang indah, memperkuat kesan budaya.
Menghidupkan Kisah-Kisah Rakyat dengan Kekayaan Budaya
Tema “Hikayat Nusantara” menjadikan pagelaran ini sebagai wadah untuk menyajikan kisah-kisah rakyat yang sudah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Dalam kurun waktu hampir tiga jam, penonton diajak untuk berkeliling Nusantara melalui pertunjukan teatrikal yang menggabungkan tarian, nyanyian, serta unsur tradisional dan modern.
Salah satu momen yang paling emosional adalah saat kisah Malin Kundang dari Sumatera Barat ditampilkan. Taufan Purbo berperan sebagai Malin Kundang, yang memohon ampun kepada ibunya yang diperankan oleh Mirabeth Sonia. Adegan ini membuat banyak penonton terharu.
Selain itu, pagelaran ini juga menghadirkan kisah Hikayat Si Tumang dan Mahadewi. Yura Yunita berperan sebagai Mahadewi, tampil memukau dengan aksi panggung yang luar biasa. Ia muncul dari ketinggian lebih dari 50 meter, menggunakan kostum yang dirancang oleh AdeChan yang memadukan budaya Jogja dengan sentuhan modern. Penampilannya pun semakin memukau ketika ia menyanyikan lagu “Mahadewi” secara duet bersama PADI Reborn.
Yura juga menampilkan atraksi tak biasa dengan menaiki replika makhluk raksasa mirip naga. Pengalaman ini membuat penonton di studio berteriak dan memberikan tepuk tangan meriah.
Membangun Suasana Intens dan Dekat dengan Penonton
Pertunjukan ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga membangun suasana yang intens dan hangat. Ada banyak kejutan atraktif seperti atraksi barongsai, pertunjukan drumband, serta aksi energik dari tim cheerleaders. Selain itu, para penari juga mengajak penonton untuk ikut naik ke panggung dan menari bersama lewat lagu “Lulo” dari Sulawesi Tenggara.
Sebelum acara berakhir, penari membagikan bendera plastik kepada penonton, yang berkibar meriah selama Yura Yunita menyanyikan lagu “Inspirasi Diri”. Seluruh panggung juga hidup berkat ratusan kostum yang ciamik. Musik yang diolah secara sinematik, dengan kombinasi instrumen tradisional dan modern, menciptakan harmoni yang menghidupkan karakter dan membangkitkan emosi.
Dengan pengalaman yang luar biasa, Pagelaran Sabang Merauke 2025 bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mengingatkan kita akan kekayaan budaya Indonesia yang penuh nilai luhur dan pesan moral.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!