Tangerang Raya Berjuang Jadi Provinsi, Pemekaran Kota dan Kabupaten Jadi Prioritas Utama

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Isu Pemekaran Tangerang Raya yang Masih Tersendat

Isu pemekaran wilayah kembali muncul di kawasan Jabodetabek. Kali ini, fokusnya jatuh pada Tangerang Raya. Wacana pembentukan provinsi baru ini terus berkembang, meski hingga kini belum ada kejelasan dari pemerintah pusat. Meskipun mendapat dukungan dari masyarakat dan tokoh lokal, proses menuju realisasi masih menghadapi berbagai tantangan.

Wacana ini lahir dari kebutuhan akan pemerataan pembangunan, percepatan pelayanan publik, serta penanganan kepadatan penduduk di wilayah Tangerang yang semakin meningkat. Dengan posisi sebagai penyangga DKI Jakarta sekaligus kawasan industri nasional, masyarakat menilai bahwa pemekaran sudah saatnya direalisasikan.

Tangerang Raya: Kawasan dengan Pertumbuhan Tercepat

Tangerang Raya mencakup tiga wilayah yaitu Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Ketiga wilayah ini merupakan bagian dari Provinsi Banten, tetapi perkembangan ekonominya sangat pesat dibanding daerah lain.

Kota Tangerang menjadi pusat pemerintahan dan transportasi, didukung oleh Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kabupaten Tangerang dikenal sebagai kawasan industri besar dengan beberapa kecamatan seperti Cikupa, Curug, Tigaraksa, Pasar Kemis, dan Balaraja. Sementara itu, Tangsel tumbuh sebagai kawasan hunian modern dengan kecamatan seperti Serpong, Pamulang, Ciputat, dan Pondok Aren yang menjadi daya tarik bagi para urbanis.

Perkembangan yang pesat ini membuat banyak pihak meyakini bahwa Tangerang Raya layak berdiri sebagai provinsi sendiri, terpisah dari Banten.

Kendala Politik dan Regulasi Pemekaran

Meski memiliki potensi besar, jalan menuju pemekaran tidak mudah. Salah satu kendala utama adalah moratorium pemekaran daerah yang masih berlaku secara nasional. Pemerintah pusat menilai bahwa pemekaran membutuhkan anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur pemerintahan, belanja pegawai, hingga pelayanan publik baru.

Selain itu, tarik-menarik kepentingan politik juga tidak bisa diabaikan. Sebagian pihak mendukung pembentukan Provinsi Tangerang Raya, namun sebagian lain masih mempertanyakan urgensi dibanding memperkuat pemerataan pembangunan di Provinsi Banten yang sudah ada. Hal ini membuat pembahasan sering tersendat meski aspirasi masyarakat semakin kuat.

Aspirasi Masyarakat yang Semakin Kuat

Di berbagai kecamatan, suara masyarakat semakin nyaring terdengar. Warga Kabupaten Tangerang, misalnya di wilayah Rajeg, Sepatan, Kosambi, dan Pasar Kemis, mengeluhkan pelayanan publik yang terlalu jauh dari pusat pemerintahan di Tigaraksa. Sementara masyarakat Tangsel menilai kebutuhan infrastruktur perkotaan semakin mendesak seiring pesatnya pertumbuhan hunian modern.

Masyarakat percaya bahwa dengan pemekaran, layanan administrasi, pendidikan, kesehatan, hingga tata kota bisa lebih dekat, cepat, dan merata. Aspirasi ini juga sering digaungkan dalam forum warga maupun diskusi akademisi lokal.

Antara Harapan dan Realitas

Wacana pembentukan Provinsi Tangerang Raya jelas bukan sekadar wacana biasa. Dengan jumlah penduduk yang besar, potensi ekonomi yang luar biasa, serta posisi strategis sebagai penyangga ibu kota negara, Tangerang Raya diyakini mampu berdiri sebagai provinsi baru yang mandiri.

Namun, realisasi pemekaran membutuhkan waktu panjang. Faktor politik, regulasi moratorium, hingga kesiapan anggaran menjadi tantangan nyata. Pada akhirnya, masyarakat Tangerang Raya masih menanti keputusan bijak pemerintah pusat: apakah akan segera meresmikan provinsi baru ini atau justru memperkuat pembangunan di Banten secara keseluruhan.