
Serangan Israel ke Qatar Memicu Kecaman Internasional
Serangan udara yang dilancarkan oleh Israel terhadap pusat kepemimpinan Hamas di Doha, Qatar, pada Selasa (9/9/2025) menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak. Serangan ini terjadi saat sedang berlangsung pembahasan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diusulkan oleh Amerika Serikat.
Menurut laporan media internasional, serangan tersebut mengakibatkan kematian enam orang, termasuk putra pemimpin senior Hamas Khalil al-Hayya, direktur kantornya, tiga pengawal, serta seorang petugas keamanan Qatar. Meskipun begitu, beberapa pimpinan utama Hamas dilaporkan berhasil selamat dari serangan tersebut.
Respons Internasional terhadap Serangan
Gelombang kecaman langsung muncul dari berbagai negara. Inggris, Mesir, Jerman, Libya, Arab Saudi, hingga Kanada menuduh Israel melanggar hukum internasional. Uni Eropa juga menyatakan bahwa serangan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum humaniter. Pernyataan ini menunjukkan bahwa masyarakat internasional tidak dapat menerima tindakan Israel yang dinilai tidak proporsional.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa operasi tersebut dilakukan secara "sepenuhnya independen" dan hanya menargetkan "petinggi teroris Hamas". Namun, pernyataan ini justru memperkuat tuduhan bahwa Israel tidak menghormati kedaulatan negara-negara lain.
Qatar, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS di Timur Tengah, mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran jelas terhadap hukum internasional. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Dr Majed Al Ansari, negara tersebut tidak akan menoleransi tindakan sembrono Israel yang terus merusak keamanan kawasan dan mengganggu kedaulatan mereka.
Reaksi dari Hamas dan Kekacauan di Gaza
Hamas menilai serangan ke Doha menegaskan bahwa Netanyahu tidak memiliki niat berkompromi. Kelompok tersebut menyatakan bahwa Israel secara sengaja menggagalkan seluruh peluang dan upaya internasional, bahkan mengorbankan nyawa tahanannya sendiri. Pernyataan ini menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Hamas semakin memanas.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah memperluas aksinya ke berbagai negara. Berikut adalah daftar negara-negara yang diserang Israel:
Negara-Negara yang Diserang Israel
Palestina
Israel memulai agresi di Jalur Gaza untuk merespons serangan Hamas dan membebaskan para sandera. Sejak saat itu, setidaknya 64.656 orang telah tewas di Gaza, termasuk 404 korban kelaparan. Serangan Israel tidak hanya berpusat di Gaza tetapi juga meluas ke Tepi Barat.
Lebanon
Pada September 2024, Israel menargetkan Beirut dengan menghancurkan salah satu gedung di ibu kota Lebanon menggunakan serangan udara. Israel mengklaim telah membunuh pemimpin Hizbollah Hasan Nasrallah. Serangan ini terjadi di tengah ketegangan lintas perbatasan Israel-Lebanon.
Iran
Pada Juli 2024, Israel menargetkan pemimpin politik Hamas di Teheran, yang mengakibatkan kematian Ismail Haniyeh. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran. Pada Juni 2024, kedua negara terlibat pertempuran intens dalam sejarah modern mereka.
Suriah
Pada Juli 2024, jet-jet tempur Israel menggempur Damaskus dan wilayah lain. Alasan yang diberikan adalah melindungi komunitas Druze di tengah konflik sektarian di selatan Suriah. Sebelumnya, Israel juga menargetkan jaringan Iran di Suriah.
Yaman
Pada Agustus, serangan Israel menyasar ibu kota Yaman, Sanaa. Serangan tersebut menewaskan Perdana Menteri pemerintahan Houthi, Ahmad al-Rahawi, bersama sejumlah menteri. Kelompok Houthi kerap menyerang Israel dan mengganggu jalur pelayaran internasional di Laut Merah.
Qatar
Doha menjadi babak baru dalam perluasan medan tempur Israel. Serangan udara pada Selasa lalu menandai pertama kalinya Israel menyerang target di Teluk Persia. Qatar, yang selama ini menjadi mediator utama dalam perundingan gencatan senjata Gaza, kini menjadi target serangan Israel.
Tantangan dan Kekacauan di Wilayah Konflik
Konflik yang terus berlanjut telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Di Gaza, ribuan warga masih terkubur di bawah reruntuhan, sementara ratusan lainnya terluka. Serangan Israel terhadap Gaza City terus berlangsung, dengan penghancuran gedung-gedung tinggi dan infrastruktur vital.
Di Lebanon, Israel juga melancarkan operasi dengan meledakkan ribuan alat komunikasi milik Hizbullah. Pasukan darat Israel kemudian masuk ke Lebanon selatan sebelum gencatan senjata yang ditengahi AS dan Prancis berlaku pada 27 November 2024.
Perlu dicatat bahwa konflik ini tidak hanya melibatkan Israel dan Hamas, tetapi juga melibatkan berbagai negara dan kelompok proksi. Tantangan terbesar adalah menciptakan solusi perdamaian yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!