Mustoha Iskandar, Ketua Angkatan Jokowi di UGM yang Ancam Laporkan Dokter Tifa Karena Mulyono

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Rekam Jejak Mustoha Iskandar, Rekan Jokowi yang Menyatakan Tudingan Tidak Benar

Mustoha Iskandar, seorang rekan dekat Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Angkatan Fakultas Kehutanan tahun 1980, mengungkapkan ketidakpuasan terhadap tudingan bahwa Mulyono disebut sebagai calo tiket di Terminal Tirtonadi, Solo. Tudingan ini muncul setelah adanya reuni angkatan di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Sosok Mulyono mulai diperhatikan setelah Jokowi menggelar acara reuni tersebut. Tak lama kemudian, kubu Roy Suryo Cs, termasuk Dokter Tifa dan M Taufik, menyatakan bahwa Mulyono bekerja sebagai calo tiket di terminal tersebut. Taufik bahkan mengklaim bahwa Mulyono sebenarnya adalah Wakidi, seorang calo tiket. Tudingan serupa juga dilontarkan oleh Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa yang sering mengkritik ijazah Jokowi.

Menurut Mustoha, informasi tersebut tidak benar dan justru merugikan nama baik Mulyono. Ia menegaskan bahwa Mulyono adalah temannya, seangkatan, dan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM). “Mulyono dibilang calo tiket di Tirtonadi itu kebangetan,” ujarnya dalam wawancara dengan YouTube Zulfan Linda Unpacking Indonesia, Sabtu (16/8/2025).

Mustoha mengaku mempertimbangkan langkah hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan fitnah tersebut. Ia juga menyampaikan keheranannya terhadap orang-orang yang menyebarkan informasi tidak berdasar. “Banyak orang sekarang gampang memfitnah dan mengarang cerita tanpa didukung fakta,” ujarnya.

Selain meluruskan kabar miring, Mustoha menjelaskan bahwa reuni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 yang dihadiri Jokowi bukanlah acara mendadak. Acara tersebut sudah direncanakan sejak lama, bahkan awalnya ingin digelar di Istana Bogor. Namun karena kesibukan Jokowi sebagai presiden, acara tertunda. Akhirnya, reuni diputuskan untuk digelar bertepatan dengan momen 45 tahun angkatan.

Mustoha juga menegaskan bahwa ijazah Jokowi tidak palsu. Ia mengaku menyaksikan langsung Jokowi mengikuti wisuda pada tahun 1985. “Saya lihat sendiri Jokowi diwisuda. Saya sendiri wisuda tahun 1986,” tegasnya.

Latar Belakang Mustoha Iskandar

Mustoha Iskandar masuk ke Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980, bersama dengan Jokowi. Selama kuliah, ia aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi Ketua Umum Koordinator Komisariat (Korkom) UGM tahun 1982-1983. Jabatannya naik menjadi Ketua HMI Jogjakarta tahun 1983-1984. Mustoha lulus satu tahun setelah Jokowi, yaitu tahun 1985. Hal ini beralasan karena selain berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM, ia juga berkuliah di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.

Setelah lulus, Mustoha melanjutkan pendidikan S2 Ekonomi Manajemen Pembangunan di Los Banos, Filipina. Pada 2006, ia berhasil meraih gelar Doktor Manajemen Bisnis dari Universitas Padjadjaran (Unpad). Tujuh tahun kemudian, ia lulus dari Universitas Krisnadwipayana Jakarta dengan gelar Sarjana Hukum.

Saati ini, Mustoha menjabat sebagai Komisaris Independen PT Pupuk Indonesia (Persero). Sebelumnya, ia juga pernah menjabat posisi serupa di PT Pusri Palembang pada 2016-2018. Di sana, ia beberapa kali mengisi kuliah umum di berbagai universitas.

Mustoha juga pernah menjadi Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani selama tiga bulan, yakni Agustus-November 2016. Selain itu, ia pernah menjadi Direktur Utama Perhutani periode 2014-2019 menggantikan Bambang Sukmananto.

Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi

Tudingan mengenai ijazah palsu yang ditujukan kepada Jokowi belakangan ini semakin masif. Merasa dirugikan, Jokowi melaporkan lima orang ke Polda Metro Jaya pada 30 Maret 2025 dan menyerahkan sejumlah barang bukti sebagai bagian dari laporan tersebut.

Peristiwa ini bermula pada 26 Maret 2025 di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan. Pada saat itu, Jokowi mengetahui adanya video di media sosial yang dianggapnya memfitnah dan mencemarkan nama baiknya, terutama karena menuding ijazah S1 miliknya sebagai palsu. Jokowi meminta Aide-de-Camp (ADC) atau ajudan dan kuasa hukumnya untuk mengumpulkan bukti-bukti dari berbagai media sosial.

Setelah menerima laporan, Subdit Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya langsung menyelidiki perkara tersebut. Tahap awal penyelidikan mencakup pengambilan keterangan dari para saksi guna melakukan klarifikasi dan pendalaman kasus. Sampai saat ini, setidaknya ada 24 saksi yang telah diambil keterangannya dalam tahap pendalaman proses penyelidikan.

Barang bukti yang diserahkan oleh Jokowi dalam laporan tersebut antara lain satu buah flashdisk berisikan 24 link video YouTube serta konten di media sosial X. Selain itu, penyelidik juga menerima fotokopi ijazah dan print out legalisasi, serta fotokopi cover dari skripsi dan lembar pengesahan.

Lima orang yang dilaporkan adalah Roy Suryo Notodiprojo, Rismon Hasiholan Sianipar, Tifauzia Tyassuma, Eggi Sudjana, dan Kurnia Tri Royani. Namun, status kelima nama ini masih dalam proses penyelidikan. Oleh karena itu, kapasitas kelima individu yang disebut dalam laporan Jokowi saat ini adalah sebagai saksi.