Menteri Keuangan Suntik Rp 200 T ke 6 Bank Himbara, Saham Mandiri dan BRI Melonjak

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Menteri Keuangan Suntik Rp 200 T ke 6 Bank Himbara, Saham Mandiri dan BRI Melonjak

Langkah Strategis Menteri Keuangan dalam Menyalurkan Dana ke Sektor Perbankan

Langkah strategis yang diambil oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam menyalurkan dana sebesar Rp200 triliun ke sektor perbankan milik negara langsung memicu respons positif dari pasar modal. Dalam beberapa hari terakhir, saham-saham bank Himbara—Himpunan Bank Milik Negara—mengalami lonjakan signifikan, menunjukkan antusiasme investor terhadap kebijakan fiskal yang dinilai agresif dan pro-likuiditas.

Bank Himbara merupakan kelompok bank pemerintah yang terdiri dari enam institusi besar, yaitu Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Tabungan Negara (BBTN), Bank Syariah Indonesia (BRIS), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Kelompok ini berperan penting dalam penyaluran kredit ke sektor riil dan UMKM, menjadi tulang punggung sistem keuangan nasional.

Dana sebesar Rp200 triliun yang disuntikkan ke bank Himbara berasal dari kas pemerintah yang sebelumnya disimpan di Bank Indonesia. Sumber dana tersebut berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), yang kini dialihkan ke perbankan agar bisa dimanfaatkan secara produktif. Pencairan dana ini dilakukan setelah Menteri Keuangan menandatangani dokumen resmi pada malam sebelumnya.

Tujuan dan Dampak Penempatan Dana

Menkeu Purbaya menjelaskan bahwa tujuan dari penempatan dana ini adalah untuk mendorong perbankan agar lebih aktif dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor potensial. Ia menyoroti pentingnya menghindari kondisi “negative carry” atau “negative spread”, situasi di mana dana mengendap tanpa menghasilkan imbal hasil yang sepadan.

“Jika uang hanya disimpan di brankas, bank rugi. Harusnya diputar ke proyek-proyek produktif,” ujarnya. Ia berharap bank-bank Himbara tidak lagi bersikap pasif, melainkan aktif mencari peluang pembiayaan yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi.

Lonjakan Saham Perbankan

Kebijakan ini langsung berdampak pada pergerakan saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level Rp 7.819, naik dari penutupan sebelumnya di Rp 7.747. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dibuka di Rp4.500 dan sempat menyentuh Rp4.550. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga mencatat kenaikan 1,72 persen ke level Rp4.150, dengan pergerakan harian antara Rp4.110 hingga Rp4.190.

Bank Tabungan Negara (BBTN) melonjak 2,58 persen ke Rp1.390 per saham, sementara Bank Syariah Indonesia (BRIS) naik 1,88 persen ke Rp2.710. Meski sempat dibuka menguat, saham Bank Negara Indonesia (BBNI) justru mengalami koreksi 1,36 persen pada pukul 09.22 WIB, bergerak di kisaran Rp4.330 hingga Rp4.460.

Analisis Pasar dan Proyeksi

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menyebut penempatan dana ini sebagai katalis positif bagi sektor perbankan. Menurutnya, peningkatan likuiditas akan memperkuat daya dorong ke sektor riil, terutama jika bank mampu menyalurkan kredit secara efisien.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menambahkan bahwa kenaikan harga saham bank besar juga dipengaruhi oleh ekspektasi perbaikan kinerja ke depan. Ia menyebut valuasi saham perbankan saat ini sedang dalam kondisi diskon, sehingga membuka peluang bagi investor untuk melakukan bargain hunting.

Namun, Ekky juga mengingatkan bahwa masyarakat dan pelaku pasar masih menunggu rincian teknis dari kebijakan ini. Efektivitas penempatan dana akan sangat bergantung pada bagaimana bank-bank Himbara mengelola dan menyalurkan dana tersebut ke sektor produktif.

Tantangan dan Harapan

Meski respons pasar tergolong positif, tantangan tetap ada. Penyaluran dana sebesar Rp200 triliun bukan hanya soal likuiditas, tetapi juga soal akurasi dalam memilih proyek pembiayaan. Pemerintah berharap bank Himbara mampu menghindari risiko pembiayaan yang tidak produktif dan memastikan bahwa dana benar-benar mengalir ke sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan ini juga menjadi ujian awal bagi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru saja dilantik menggantikan Sri Mulyani. Langkah agresif ini menunjukkan arah kebijakan fiskal yang lebih pro-pasar dan berorientasi pada percepatan pemulihan ekonomi. Namun, efektivitasnya akan sangat ditentukan oleh sinergi antara pemerintah, regulator, dan pelaku industri keuangan.