BPDP Percepat Hilirisasi Sawit, Kelapa, dan Kakao untuk Ekonomi Hijau

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peran BPDP dalam Transformasi Perkebunan Indonesia

Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) terus memperluas perannya sebagai salah satu pilar penting dalam menggerakkan transformasi sektor perkebunan di Indonesia. Meski awalnya fokus pada komoditas kelapa sawit, kini lembaga ini juga mulai menawarkan peluang bagi pengembangan industri kelapa dan kakao. Kedua komoditas ini dinilai memiliki potensi besar dalam pasar global dan dapat memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.

Direktur Penyaluran Dana Sektor Hilir BPDP, Mohammad Alfansyah, menyampaikan komitmen tersebut dalam forum Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025 yang diselenggarakan Katadata di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa sejak tahun 2015, BPDP telah berupaya mempertahankan harga kelapa sawit agar tetap kompetitif. Upaya ini tidak hanya berhasil menstabilkan harga, tetapi juga memberi keuntungan langsung kepada para petani.

Kini, harga kelapa sawit yang diterima oleh petani seringkali mencatat rekor bulanan. Hal ini membuktikan bahwa strategi BPDP telah efektif dalam menjaga kesejahteraan petani sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional.

Selain itu, kelapa sawit kini menjadi tulang punggung transisi energi nasional. Program biodiesel berbasis sawit telah berhasil mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil hingga 40 persen. Menurut Alfansyah, inisiatif ini bukan hanya tentang energi, tetapi juga tentang kedaulatan bangsa dan kesejahteraan petani.

Namun, BPDP tidak berhenti sampai di sana. Lembaga ini kini tengah merancang strategi serupa untuk mengoptimalkan potensi kelapa dan kakao. Kedua komoditas ini memiliki nilai tambah yang bisa dimanfaatkan baik oleh perusahaan besar maupun masyarakat melalui usaha kecil, menengah, hingga skala rumah tangga.

Alfansyah menjelaskan bahwa kelapa dan kakao bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai ekspor seperti minyak, gula, dan turunan lainnya. Dengan pengelolaan yang tepat, usaha rumahan seperti produksi minyak kelapa atau gula kelapa pun memiliki peluang untuk menembus pasar global.

Pentingnya Regenerasi Petani

Selain hilirisasi, Alfansyah juga menyoroti pentingnya regenerasi petani. Sebagian besar petani saat ini berusia lanjut, sehingga dibutuhkan tenaga muda yang kompeten untuk mengisi posisi tersebut. Untuk itu, BPDP telah mendukung lebih dari 9.000 mahasiswa melalui program pendidikan vokasi hingga sarjana yang dirancang untuk langsung masuk ke dunia kerja.

“Kami tidak bisa hanya mengandalkan petani berusia 70 tahun. Sektor ini butuh generasi muda yang siap berinovasi,” ujarnya.

Fokus pada Riset dan Pengembangan

BPDP juga aktif dalam mendorong riset dan pengembangan (R&D) perkebunan. Termasuk dalam hal ini adalah pembiayaan penelitian serta penguatan promosi di pasar global. Upaya ini sangat penting, terutama dalam menghadapi kampanye negatif terhadap kelapa sawit yang masih sering muncul.

“Kami harus mengimbangi narasi global dengan fakta bahwa sawit kita adalah energi terbarukan yang berkelanjutan,” tegas Alfansyah.

Visi Masa Depan

Dalam kesempatan ini, Alfansyah menutup dengan optimisme bahwa transformasi perkebunan Indonesia dapat menjadi motor ekonomi nasional sekaligus penopang pembangunan berkelanjutan.

“Tujuan akhirnya sederhana: perkebunan bukan hanya sumber devisa, tapi juga sumber kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Gelaran SAFE 2025 sendiri mengangkat tema “Green for Resilience”, yang menekankan pentingnya ekonomi hijau dalam memperkuat ketahanan nasional di tengah krisis iklim dan dinamika global. Ajang ini menghadirkan forum tingkat tinggi, pameran interaktif, hingga kolaborasi seni untuk menghubungkan gagasan keberlanjutan dengan aksi nyata.