IHSG Melonjak, Rilis iPhone 17 dan Kebijakan Fed Jadi Pemicu Penguatan Pasar Saham

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penguatan IHSG dan Dampak dari Kebijakan The Fed

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada posisi 7.819 pada pukul 09.00 WIB, Jumat (12/9). Hingga pukul 10.24, indeks terus menguat sebesar 1,24 persen ke level 7.843,736. Penguatan ini dilanjutkan setelah IHSG berhasil meningkat 48,90 poin atau 0,64 persen menjadi 7.747,90 pada penutupan perdagangan Kamis (11/9).

Ketidakpastian politik yang sempat memicu aksi jual dari investor asing mulai berkurang. Investor kembali masuk ke pasar dan melakukan akumulasi beli secara bertahap. Hal ini memberikan dorongan positif bagi kinerja pasar saham.

Dari sisi eksternal, sentimen positif datang dari rencana The Federal Reserve (The Fed) yang akan memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya pada tahun ini. Keputusan tersebut dijadwalkan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan digelar pada 18 September mendatang.

Menurut Senior Technical Analyst Sucor Sekuritas, Reyhan Pratama, fokus pasar saat ini tertuju ke arah pemangkasan suku bunga The Fed. Ia menilai bahwa langkah ini bisa menjadi katalis positif bagi IHSG. Selain itu, kebijakan The Fed juga berpotensi mendorong Bank Indonesia (BI) untuk menyesuaikan kebijakan moneternya. Namun, kebijakan BI masih akan bergantung pada kondisi inflasi dalam negeri dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Peluncuran iPhone 17 Memicu Sentimen Positif di Sektor Gadget

Selain faktor global, katalis sektoral juga turut menyemarakkan bursa. Salah satu contohnya adalah peluncuran produk terbaru Apple di AS pada 9 September 2025. Perusahaan teknologi asal California itu resmi meluncurkan iPhone 17 Series, termasuk varian ultra-tipis iPhone 17 Air dan iPhone 17 Pro yang dilengkapi kamera canggih, layar ProMotion 120 Hz, serta chip A19 Pro terbaru.

Peluncuran ini memberikan dampak positif bagi emiten distributor gadget seperti PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), yang merupakan mitra resmi Apple di Indonesia. Selain itu, Apple juga meluncurkan generasi terbaru dari AirPods Pro. Aksesori ini diyakini akan menarik minat konsumen.

Reyhan menilai bahwa peluncuran iPhone 17 bisa menjadi katalis positif karena permintaan konsumen terhadap produk premium tetap stabil. Sepanjang semester I 2025, kontribusi segmen aksesori dan lainnya terhadap penjualan ERAA meningkat dari 11,7 persen menjadi 14,6 persen. Tren ini diyakini akan terus tumbuh, sehingga ERAA tidak hanya mengandalkan penjualan smartphone.

Sucor Sekuritas dalam laporan terbarunya merekomendasikan buy untuk saham ERAA dengan target harga Rp 700. Analisis ini didasarkan pada posisi kuat ERAA di pasar gadget dan pertumbuhan yang sehat di segmen lain, termasuk kendaraan listrik dan produk gaya hidup.

Kondisi Pasar Saham AS dan Inflasi

Sementara itu, pasar saham AS pada hari Kamis waktu setempat (11/9) ditutup menguat. Indeks Dow Jones naik 1,36 persen ke level 46.108, sedangkan S&P 500 menguat 0,85% ke 6.587,47. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun turun 2,48 basis poin (bps) ke level 4,02 persen.

Inflasi AS pada Agustus 2025 naik 0,4 persen secara bulanan, meningkat dari kenaikan 0,2 persen pada Juli. Realisasi ini melebihi ekspektasi pasar sebesar 0,3 persen. Kenaikan inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sewa tempat tinggal, makanan, dan energi. Harga sewa naik 0,4 persen, sedangkan harga makanan meningkat 0,5 persen. Harga energi AS melonjak 0,7 persen, sejalan dengan lonjakan harga bensin sebesar 1,9 persen.

Meski demikian, inflasi inti AS Agustus 2025 tetap terkendali, dengan kenaikan 0,3 persen MtM dan 3,1 persen secara tahunan. Hal ini memberi ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan. Pasar uang kini hampir sepenuhnya memperkirakan tiga kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun, dimulai pada September 2025.