
Pergerakan IHSG dan Pengaruhnya terhadap Pasar Modal
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 1,37% pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (12/9), dengan berada di level 7.854. Selama satu minggu, IHSG sempat turun lebih dari 1% selama dua hari berturut-turut, yaitu Senin (8/9) dan Selasa (9/9), karena pengumuman perombakan atau reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto.
Beberapa menteri termasuk Menteri Keuangan dirombak dalam reshuffle tersebut. Setelah pengumuman tersebut, IHSG turun sebesar 1,28% ke level 7.766 pada perdagangan sore hari, Senin (8/9). Di sisi lain, investor asing terlihat lebih banyak melakukan aksi jual bersih (net sell) dibandingkan minggu sebelumnya. Data jumlah net sell pada minggu lalu mencapai Rp 6,59 triliun, meningkat dari Rp 4,17 triliun pada minggu sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia selama periode 8-12 September 2025 naik sebesar 7,59% menjadi Rp 19,42 triliun per hari, dibandingkan dengan Rp 18,05 triliun per hari pada pekan sebelumnya.
Meski ada penurunan, optimisme muncul dari sejumlah analis mengenai perdagangan pekan ini. Analis MNC Sekuritas Indonesia, Herditya Wicaksana, menyatakan bahwa pergerakan IHSG saat ini masih didominasi oleh volume pembelian. Namun, ia menilai IHSG masih rentan terkoreksi dan cenderung akan mengarah ke level 7.233–7.390. "Best case, IHSG dapat menguat ke 8.022–8.102 jika mampu menembus 7.943," tulis Herditya dalam risetnya, Senin (15/9).
Level support IHSG saat ini berada di 7.726 dan 7.619, sedangkan resistance terdekat berada di 7.943 dan 8.017. Support merupakan area harga saham yang diyakini sebagai titik terendah pada suatu waktu. Saat menyentuh level ini, harga biasanya akan kembali naik karena daya beli saham meningkat. Sementara itu, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya terjadi aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
Phintraco Sekuritas menilai fokus utama pasar pada pekan ini tertuju pada keputusan kebijakan moneter sejumlah bank sentral global di tengah ketidakpastian ekonomi, utang, dan perdagangan. Berdasarkan konsensus, The Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,0%–4,25% dari posisi sebelumnya 4,25%–4,50% dalam pertemuan 16–17 September waktu AS. Selain itu, The Fed juga akan merilis proyeksi ekonomi terbarunya.
Sejumlah bank sentral lain seperti Bank of Japan, Bank of England, dan Bank of Canada juga dijadwalkan membahas arah kebijakan moneter pekan ini. Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16–17 September diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5%. “Diperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan penguatan dan menguji level 7.980-8.000 pada pekan ini,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Senin (15/9).
Daftar Saham Penggerak dan Pemberat IHSG Sepekan
Berdasarkan data statistik BEI periode tersebut, volume perdagangan saham justru merosot 9,88% menjadi 33,56 miliar saham dari 37,23 miliar saham. Sementara itu, kapitalisasi pasar juga turun menjadi Rp 14.130 triliun dari Rp 14.211 triliun.
Saham milik konglomerat Toto Sugiri, sekaligus menjadi saham dengan harga paling tinggi di bursa, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) paling memberatkan IHSG dengan penurunan sebesar 23.10 poin atau turun 6,62%, kemudian disusul saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang memberatkan 14.76 poin serta bank raksasa PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memberatkan 14 poin.
Berikut daftar lengkap saham-saham yang memberatkan IHSG periode 8-12 September 2025:
- PT DCI Indonesia Tbk (DCII): memberatkan 23,19 poin terhadap IHSG, turun 6,62% selama sepekan
- PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA): memberatkan 14,76 poin terhadap IHSG, turun 3,63% selama sepekan
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): memberatkan 14 poin terhadap IHSG, turun 3,42% selama sepekan
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): memberatkan 5,70 poin terhadap IHSG, turun 1,59% selama sepekan
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI): memberatkan 5,60 poin terhadap IHSG, turun 8,88% selama sepekan
- PT Bank Central Asia Tbk (bbca): memberatkan 5,35 poin terhadap IHSG, turun 0,94% selama sepekan
- PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA): memberatkan 5,06 poin terhadap IHSG, turun 2,77% selama sepekan
- PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA): memberatkan 4,79 poin terhadap IHSG, turun 3,7% selama sepekan
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO): memberatkan 4,29 poin terhadap IHSG, turun 3,39% selama sepekan
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): memberatkan 4,11 poin terhadap IHSG, turun 6,54% selama sepekan.
Sementara itu, beberapa saham berperan sebagai penguat IHSG dalam satu pekan terakhir. Di antaranya adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII) hingga PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Berikut daftar lengkapnya:
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): menopang 29,66 poin untuk IHSG, naik 4,5% selama sepekan
- PT Astra International Tbk (ASII): menopang 7,76 poin untuk IHSG, naik 3,18% selama sepekan
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): menopang 5,34 poin untuk IHSG, naik 3,43% selama sepekan
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT): menopang 3,73 poin untuk IHSG, naik 2,73% selama sepekan
- PT United Tractors Tbk (UNTR): menopang 3,59 poin untuk IHSG, naik 4,44% selama sepekan
- PT Amman Mineral Internasioal Tbk (AMMN): menopang 3,13 poin untuk IHSG, naik 1,24% selama sepekan
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT): menopang 3,01 poin untuk IHSG, naik 3,37% selama sepekan
- PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ): menopang 2,75 poin untuk IHSG, naik 9,42% selama sepekan
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA): menopang 2,63 poin untuk IHSG, naik 7,94% selama sepekan
- PT Bayan Resources Tbk (BYAN): menopang 2,60 poin untuk IHSG, naik 0,83% selama sepekan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!