KPK Pertimbangkan Pasal TPPU terhadap Irvian Bobby Mahendro
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang mempertimbangkan penerapan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU) terhadap Irvian Bobby Mahendro, yang menjabat sebagai Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personil Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan. Hal ini dilakukan karena diduga adanya penggunaan dana hasil korupsi untuk membeli sejumlah aset.
Menurut Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, kemungkinan besar pihaknya akan menggunakan pasal TPPU jika ada indikasi bahwa aset yang dimiliki oleh Irvian berasal dari kejahatan korupsi. Meski demikian, hingga saat ini penyidik belum secara resmi menetapkan Irvian ke dalam pasal tersebut.
Penyidik masih fokus pada kasus utama yang sedang ditangani, yaitu dugaan pemerasan atau penerimaan gratifikasi terkait pengurusan sertifikat K3. “Saat ini, KPK masih fokus dalam pokok perkara, yaitu dugaan pemerasaan ataupun gratifikasinya,” jelas Budi.
Selain itu, KPK juga berkomitmen untuk menelusuri aset-aset yang diduga terkait dengan kasus korupsi tersebut. "KPK pasti akan melakukan follow the money atas aset-aset yang diduga terkait ataupun merupakan hasil dari tindak pidana korupsi," tambah Budi.
Perkembangan Harta Kekayaan Irvian Bobby Mahendro
Berdasarkan data yang diungkap melalui Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN), harta kekayaan Irvian Bobby Mahendro mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir sebelum 2022. Berikut adalah rincian perubahan harta kekayaannya:
-
Tahun 2019
Irvian melaporkan harta senilai Rp 1,95 miliar. Rincian harta terdiri dari tanah dan bangunan di Jakarta Selatan senilai Rp 1,13 miliar, dua mobil (Suzuki Ignis 2017 dan Jeep YJ 1997) senilai Rp 350 juta, harta bergerak lainnya Rp 66,8 juta, serta kas sebesar Rp 436 juta. Irvian juga memiliki utang sebesar Rp 35,4 juta. -
Tahun 2020
Total kekayaan Irvian meningkat menjadi Rp 2,07 miliar. Kendaraan yang dimilikinya berubah, yaitu Jeep Cherokee dan Jeep YJ senilai Rp 420 juta. Harta bergerak lainnya mencapai Rp 69,35 juta, sementara kas mencapai Rp 450,7 juta. Tidak ada laporan utang. -
Tahun 2021
Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2021, dengan total kekayaan mencapai Rp 3,9 miliar. Kenaikan terbesar berasal dari kas dan setara kas yang naik menjadi Rp 2,21 miliar. Aset kendaraan diganti dengan Mitsubishi Pajero 2016 senilai Rp 335 juta. Tanah dan bangunan di Jakarta Selatan dilaporkan sebagai hibah tanpa akta dengan nilai Rp 1,27 miliar.
Dengan demikian, dalam rentang waktu 2019 hingga 2021, harta kekayaan Irvian meningkat lebih dari dua kali lipat, dari Rp 1,95 miliar menjadi Rp 3,9 miliar. Hingga kini, tidak ditemukan laporan LHKPN Irvian untuk periode 2023 dan 2024 dalam laman resmi e-LHKPN KPK.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!