Ketua Umum Gaikindo: Era Baru Regulator Jadi Pemimpin

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Awal Baru untuk Industri Otomotif Nasional

Terpilihnya Putu Juli Ardika sebagai Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode 2025–2028 menandai perubahan signifikan dalam sejarah industri otomotif nasional. Ini adalah pertama kalinya, posisi kepemimpinan Gaikindo dipegang oleh seorang regulator, bukan oleh eksekutif perusahaan swasta murni. Perubahan ini diharapkan menjadi awal dari era baru yang lebih kolaboratif antara pemerintah dan pelaku usaha.

Putu memiliki latar belakang kuat sebagai mantan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pengalamannya dalam menghadapi isu strategis seperti elektrifikasi dan penguatan rantai pasok membuatnya siap menjalani tantangan baru ini. Ia berkomitmen untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan pelaku industri, terlebih di tengah kondisi pasar yang sedang melemah serta arus impor kendaraan yang semakin deras.

Warisan dari Kepemimpinan Sebelumnya

Putu menggantikan Yohannes Nangoi yang telah memimpin Gaikindo sejak 2016. Selama hampir satu dekade, Nangoi meninggalkan sejumlah kebijakan penting, termasuk insentif pajak PPnBM selama masa pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut berhasil mendorong kembali penjualan mobil pada 2021, meski sempat anjlok hingga separuhnya pada 2020.

Namun, tantangan yang dihadapi Putu tidak ringan. Pergantian kepemimpinan ini juga membawa agenda regulasi yang masih belum terselesaikan, seperti revisi aturan kendaraan dan lalu lintas, evaluasi program LCEV, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada komponen strategis, serta pengawasan program Zero ODOL 2027.

Stagnasi Pasar dan Tekanan Eksternal

Industri otomotif nasional menghadapi stagnasi penjualan dan produksi dalam beberapa tahun terakhir. Data Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil hanya mencapai 374.740 unit pada Januari–Juni 2025, turun 8,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka ini melanjutkan tren penurunan sejak 2024, ketika penjualan turun hampir 14 persen dibanding 2023.

Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pabrikan, tetapi juga oleh industri komponen. Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) melaporkan penurunan suplai hingga 38 persen, bahkan sebagian pemasok harus memangkas separuh tenaga kerjanya.

Selain itu, banjir kendaraan impor juga memberi tekanan besar pada industri lokal. Impor mobil listrik CBU melonjak lebih dari 50 persen pada tujuh bulan pertama 2025, dengan dominasi merek China seperti BYD, Denza, dan Aion. Meski kebijakan insentif impor membuka akses konsumen pada pilihan kendaraan listrik yang lebih beragam, situasi ini juga memicu kekhawatiran akan daya saing industri lokal.

Era Elektrifikasi dan Peluang Besar

Putu sudah sangat familiar dengan isu elektrifikasi selama masa jabatannya sebagai Dirjen ILMATE. Ia menekankan bahwa elektrifikasi bukan sekadar angka penjualan, melainkan refleksi kesiapan nasional menghadapi transformasi global. Saat ini, hampir semua pabrikan mulai menyiapkan portofolio kendaraan listrik, sementara pemerintah terus menyesuaikan kebijakan fiskal dan nonfiskal guna mempercepat adopsi.

Meski tantangan seperti infrastruktur pengisian daya yang masih terbatas dan harga kendaraan listrik yang belum sepenuhnya terjangkau masih ada, peluang juga terbuka lebar. Indonesia memiliki cadangan nikel yang melimpah dan berpotensi menjadi pemain utama di kawasan dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.

Peran Baru dan Tantangan di Masa Depan

Setelah menjabat sebagai Plt. Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu kini bergeser ke status pejabat fungsional. Dalam konteks birokrasi, hal ini berarti ia tidak lagi memiliki kewenangan pengambilan keputusan formal, melainkan bertugas berdasarkan keahlian tertentu. Status ini membuatnya lebih netral dan bebas bergerak di Gaikindo, di tengah tantangan besar yang harus segera dijawab.

Ia juga memiliki ikatan tak kasatmata dengan pimpinan regulator, baik dari badan maupun eksekutif selevel menteri atau menteri koordinator. Hal ini bisa menjadi keuntungan dalam membangun kolaborasi yang lebih efektif antara pemerintah dan pelaku industri.

Profil Singkat Putu Juli Ardika

Putu Juli Ardika lahir pada tahun 1965 di Banjar, Bali. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Mataram pada 1989, kemudian melanjutkan studi magister di University of Tsukuba, Jepang. Karier profesionalnya mencakup berbagai posisi penting, termasuk Atase Industri di KBRI Brussel, Belgia; Direktur Akses Pasar Industri Internasional di Kemenperin; dan Direktur Jenderal ILMATE.

Pada 2025, ia resmi menjabat sebagai Ketua Umum Gaikindo periode 2025–2028. Berikut susunan pengurus Gaikindo periode 2025–2028:

  • Ketua Umum: Putu Juli Ardika
  • Ketua (Ketua Harian): Anton Kemal Tasli Kumonty
  • Ketua: Jongkie D. Sugiarto
  • Ketua: Erlan Krisnaring
  • Ketua: Andrew Nasuri
  • Ketua: Rizwan Alamsjah
  • Ketua: Henry Tanoto
  • Ketua: Susilo Darmawan
  • Ketua: Benawati Abas
  • Bendahara: Hendry
  • Sekretaris Umum: Kukuh Kumara