
Kejanggalan dalam Kematian Brigadir Esco Faska Rely
Jasad Brigadir Esco Faska Rely, anggota Kepolisian Sektor Sekotong, Lombok Barat, ditemukan dalam kondisi yang sangat mencurigakan. Tidak ada bau busuk sama sekali meskipun korban telah meninggal beberapa hari sebelumnya. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan warga setempat dan keluarga korban.
Brigadir Esco ditemukan dalam kebun yang berada tidak jauh dari rumahnya. Jasadnya terjerat tali di lehernya, dan kondisinya membengkak serta nyaris tak dikenali. Warga sekitar mengungkapkan bahwa lokasi penemuan jasad berada tepat di belakang rumah mereka, namun tidak pernah mendengar suara mencurigakan sebelumnya.
Anisah, warga setempat yang tinggal sekitar 10 meter dari lokasi penemuan jasad, menyampaikan bahwa tidak ada bau busuk sama sekali. Ia juga menjelaskan bahwa kebun tempat jenazah ditemukan jarang dikunjungi warga karena merupakan lahan milik pribadi masyarakat luar desa. Selama ini, ia tidak pernah berinteraksi langsung dengan almarhum Brigadir Esco.
Menurut Anisah, sosok almarhum tidak pernah ia kenal secara dekat. Korban sering pergi piket dan jarang berada di rumah. Ini membuat warga semakin curiga bahwa kematian Brigadir Esco bukan disebabkan oleh bunuh diri seperti yang diberitakan sebelumnya.
Kejanggalan juga diungkapkan oleh keluarga korban, termasuk mertua Brigadir Esco, H. Saiun, yang menjadi orang pertama yang menemukan jasad menantunya. Saiun menjelaskan bahwa posisi korban yang terikat tali tidak menjulur dari atas ke bawah, melainkan dari samping dengan posisi tergantung di pohon yang terbilang kecil. Saat menemukan jasad, tali yang menggantung lehernya terasa kendor, dan korban dalam posisi terlentang miring.
Saiun juga menyebut bahwa selama ini menantunya dikenal sebagai sosok yang baik, tidak memiliki masalah dengan masyarakat ataupun keluarganya. Brigadir Esco dilaporkan mulai hilang kontak sejak 19 Agustus 2025. Keluarga sempat berusaha mencarinya, bahkan sampai meminta bantuan dukun.
Saiun mengungkapkan rasa sedihnya karena cucunya, anak kedua Brigadir Esco, terus-menerus menanyakan keberadaan sang ayah. Ia mencoba menghubungi melalui pesan WhatsApp, tetapi pesan tersebut tidak pernah dibalas. Status pesan hanya centang satu, tanda bahwa pesan tidak pernah diterima oleh ponsel korban.
Beberapa hal yang mencurigakan ini memicu kecurigaan besar di kalangan warga dan keluarga korban. Mereka merasa bahwa kematian Brigadir Esco tidak bisa dijelaskan dengan mudah. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan kejadian ini membutuhkan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti dari kematian korban.
Potensi Wisata di Sekotong
Sekotong adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Wilayah ini dikenal memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Terdapat banyak pantai dan gugusan pulau-pulau kecil (gili) yang masih alami dan belum sepadat gili di bagian utara Lombok.
Beberapa gili terkenal di antaranya, Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Kedis, serta Gili Gede. Selain pariwisata, masyarakat Sekotong juga beraktivitas di sektor perikanan dan pertanian. Pemerintah daerah menganggap Sekotong sebagai kawasan strategis untuk pengembangan masa depan Kabupaten Lombok Barat.
Wilayah Sekotong berada di bagian barat daya Pulau Lombok. Daerah ini didominasi oleh perbukitan, teluk, dan garis pantai yang indah. Potensi utama Sekotong adalah sektor pariwisata, yang menjadi salah satu andalan ekonomi lokal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!