Janda Veteran Surabaya Berjualan Nasi Lodeh untuk Bertahan Hidup

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kehidupan Nenek Surati, Janda Veteran yang Masih Berjuang di Usia Senja

Nenek Surati, yang kini berusia 75 tahun, masih menjalani kehidupan yang penuh tantangan. Di usia senjanya, ia tidak bisa menikmati masa pensiun dengan tenang seperti kebanyakan orang tua lainnya. Sebaliknya, nenek Surati terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Ia menjual nasi lodeh di depan rumahnya, sebuah pekerjaan yang dilakoninya sejak beberapa tahun lalu.

Status sebagai janda dari seorang veteran perang kemerdekaan Republik Indonesia tidak serta merta memberikan perlindungan atau jaminan kesejahteraan bagi nenek Surati. Suaminya, Kapten Soekirdanalie, adalah seorang anggota TKR-BKR (Angkatan Bersenjata sebelum TNI) yang bertempur melawan NICA (Netherland Indies Civil Administration) pada tahun 1945. Saat itu, pasukan Sekutu yang terdiri dari tentara Gurkha India dan Nepal turut serta dalam operasi militer.

"Suami saya pernah terlibat dalam pertempuran di kawasan Siola," cerita nenek Surati saat ditemui dalam acara bakti sosial di Graha Tumbal Bela Negara Surabaya, (18/8). Ia mengungkapkan bahwa suaminya mengalami cedera serius akibat lemparan bom molotov. Akibatnya, ia mengalami cacat di bagian kaki dan penglihatannya mulai memudar.

Pada tahun 2001, suami nenek Surati meninggal dunia dengan pangkat terakhir sebagai Kapten TNI AD. Meski memiliki pangkat yang cukup tinggi, hal tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kehidupan keluarga nenek Surati. Ia tetap harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Nenek Surati kini tinggal di Asrama Korps Veteran Cacat Surabaya. Pada 2015 silam, ia mendapatkan rumah dinas di kawasan Pakal, Benowo, sebuah wilayah pinggiran Kota Surabaya. Rumah tersebut diberikan oleh mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Meski tidak luas, nenek Surati bersyukur atas hadiah tersebut. Namun, karena jarak yang cukup jauh, ia lebih memilih kembali tinggal di asrama.

Untuk berjualan nasi lodeh, nenek Surati harus pergi ke pasar Pabean yang berada tidak jauh dari asramanya. Ia menggunakan sepeda angin yang sudah cukup tua untuk berbelanja kebutuhan bahan masak. Ia berangkat ke pasar saat azan subuh berkumandang, lalu langsung memasak untuk persiapan jualan.

Sayur lodeh adalah hidangan tradisional Indonesia yang terdiri dari berbagai jenis sayuran dalam satu sajian. Bahan utama termasuk kluwih (nangka muda), kacang panjang, terong, serta irisan tahu dan tempe. Harga jualannya bervariasi, mulai dari Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu per hari. Namun, kondisi pasar saat ini membuat penjualan semakin menurun.

"Sekarang jualan lagi sepi. Dapat Rp 70 ribu saja sudah bagus," ujar nenek Surati. Ia juga menyampaikan bahwa bantuan dari pemerintah sudah tidak lagi diberikan sejak wabah pandemi COVID-19 melanda. "Sudah lama nggak ada, sejak pandemi itu. Sekarang kalau diundang ke upacara, kita hanya dikasih jajan sama suvenir seperti mangkuk," tambahnya.

Meski begitu, nenek Surati tetap bersemangat menjalani kehidupannya. Ia percaya bahwa setiap usaha yang dilakukan akan memberikan hasil, meskipun tidak selalu mudah. Dengan keteguhan hati dan semangat pantang menyerah, ia terus berjuang demi hidup yang lebih baik.