Gibran Dukung KPK Selidiki Kasus Pemerasan Sertifikasi K3

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penetapan Tersangka Kasus Pemerasan di Kementerian Ketenagakerjaan

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyatakan dukungan penuh terhadap proses penyelidikan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan. Kasus ini melibatkan mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer atau dikenal sebagai Noel.

Gibran menegaskan bahwa pihaknya menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Ia juga menyampaikan komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat upaya pemberantasan korupsi di berbagai sektor. Ia mengajak masyarakat untuk mendukung langkah-langkah penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga anti-korupsi tersebut. Menurutnya, setiap proses penyelidikan harus dihormati agar dapat menciptakan putusan yang adil dan transparan.

Penetapan Tersangka dan Operasi Tangkap Tangan

Pada hari sebelumnya, KPK telah menetapkan Noel sebagai tersangka dalam kasus pemerasan terhadap perusahaan dalam pengurusan sertifikat K3. Selain Noel, ada 10 orang lainnya yang juga ditetapkan sebagai tersangka, sehingga total tersangka dalam kasus ini mencapai 11 orang.

Operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK pada Rabu, 20 Agustus 2025, menjadi awal dari pengungkapan kasus ini. Dalam operasi tersebut, KPK menangkap 14 orang yang terdiri dari pegawai Kementerian Ketenagakerjaan dan pihak swasta.

Ketua KPK Setyo Budiyanto menjelaskan bahwa Noel terlibat dalam praktik pemerasan yang dilakukan untuk mengeluarkan sertifikat K3. Seharusnya, biaya resmi yang dibayarkan oleh para buruh hanya sebesar Rp 275 ribu, tetapi dalam kasus ini mereka diminta membayar hingga mencapai Rp6 juta.

Pengungkapan Praktik Pemerasan yang Berlangsung Lama

Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu menyebutkan bahwa praktik pemerasan ini sudah berlangsung sejak tahun 2019. Sementara itu, Noel menjabat sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan mulai tahun 2024 hingga 2025. Dalam masa jabatannya, ia mengetahui adanya praktik tersebut, namun justru meminta imbalan.

Asep mengungkap bahwa Noel menerima uang senilai Rp 3 miliar dan sebuah motor Ducati sebagai bentuk imbalan atas tindakannya. Beberapa jam setelah KPK mengumumkan status tersangka Noel, Presiden Prabowo langsung memecatnya dari posisi Wakil Menteri Ketenagakerjaan.

Langkah Pemerintah dalam Pemberantasan Korupsi

Dengan penangkapan dan penetapan tersangka terhadap Noel, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk membersihkan sistem pemerintahan dari praktik korupsi. Proses hukum yang dilakukan oleh KPK dianggap sebagai langkah penting dalam memastikan keadilan dan transparansi di seluruh sektor pemerintahan.

Selain itu, pemerintah juga berupaya membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendukung proses penegakan hukum. Dengan kolaborasi antara lembaga penegak hukum dan masyarakat, diharapkan bisa tercipta lingkungan pemerintahan yang lebih bersih dan akuntabel.

Tindak Lanjut dan Harapan Masa Depan

Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana upaya pemberantasan korupsi dapat dilakukan dengan ketegasan dan keberanian. Dengan adanya tindakan tegas terhadap pelaku, diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang ingin melakukan tindakan tidak sesuai aturan.

Di masa depan, pemerintah dan lembaga terkait akan terus memperkuat sistem pencegahan korupsi serta meningkatkan pengawasan terhadap berbagai lembaga pemerintahan. Dengan demikian, diharapkan dapat menciptakan sistem pemerintahan yang lebih baik dan lebih profesional.