
Karier Politik Noel Terpuruk Setelah Ditetapkan sebagai Tersangka Korupsi
Kariernya yang sebelumnya menjanjikan kini mengalami penurunan drastis setelah Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terkait pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penetapan ini dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang kemudian memicu tindakan cepat dari Presiden Prabowo Subianto.
Pemecatan dari Jabatan Wakil Menteri Ketenagakerjaan
Dalam waktu singkat, Presiden Prabowo langsung menandatangani surat keputusan untuk memberhentikan Noel dari jabatan Wakil Menteri Ketenagakerjaan. Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, yang menyampaikan bahwa Prabowo tidak akan menoleransi pejabat yang terlibat dalam kasus korupsi. Pemecatan tersebut resmi berlaku pada Jumat (22/8/2025), hari yang sama ketika Noel ditetapkan sebagai tersangka. Langkah cepat ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menjaga integritas dan citra bersih kabinet.
Ancaman Pemecatan dari Partai Gerindra
Selain kehilangan jabatan di pemerintahan, posisi Noel juga terancam di Partai Gerindra. Sekretaris Jenderal Gerindra Sugiono menyatakan bahwa partai sedang memproses pencabutan keanggotaan Noel. Menurutnya, keanggotaan Noel hanya digunakan sebagai syarat pencalonan legislatif pada 2024, karena ia belum pernah mengikuti proses kaderisasi resmi di partai tersebut.
Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menambahkan bahwa Noel tidak aktif dalam kegiatan partai selama beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, partai masih menunggu hasil evaluasi internal untuk menentukan status keanggotaannya.
Rincian Kasus Korupsi Sertifikat K3
KPK mengungkap bahwa Noel bersama 10 orang lainnya diduga terlibat dalam praktik pemerasan terkait penerbitan sertifikat K3. Biaya resmi sertifikat seharusnya hanya sebesar Rp275.000, namun di lapangan bisa mencapai hingga Rp6 juta. Selisih pembayaran diperkirakan mencapai Rp81 miliar, dengan dugaan aliran dana sebesar Rp3 miliar ke Noel.
Menurut Ketua KPK Setyo Budiyanto, praktik ini sudah berlangsung sejak 2019. Namun, ketika Noel menjabat sebagai Wamenaker, alih-alih menghentikan, ia justru membiarkan dan bahkan ikut meminta bagian. Hal ini menunjukkan adanya keterlibatan aktif dalam kasus korupsi tersebut.
Dampak Politik dan Reaksi Publik
Kasus ini menjadi sorotan publik karena Noel dikenal cukup vokal dan pernah menjadi aktivis yang mengkritik korupsi. Banyak pihak menilai bahwa kasus ini akan menjadi tamparan keras bagi Gerindra, terlebih karena Noel sempat maju sebagai calon anggota legislatif dari partai tersebut.
Sejumlah pengamat menilai bahwa langkah cepat Prabowo memecat Noel menunjukkan sikap tegas terhadap pemberantasan korupsi. Namun, di sisi lain, kasus ini juga bisa memengaruhi citra Gerindra sebagai partai penguasa jika tidak segera menuntaskan proses internal.
Jejak Karier dan Kontroversi Noel
Sebelum menjabat Wamenaker, Noel dikenal sebagai aktivis yang sering tampil di ruang publik, bahkan sempat menjadi pendukung keras pemerintahan sebelumnya. Karier politiknya cukup berliku, dari aktivisme, masuk ke ranah politik, hingga akhirnya mendapat posisi strategis di kabinet. Namun, perjalanan politiknya kini terhenti akibat kasus yang menjeratnya.
Proses Hukum Masih Berlanjut
KPK menegaskan penyidikan terhadap Noel dan para tersangka lainnya akan dilakukan secara mendalam. Sejumlah bukti aliran dana sudah diamankan, termasuk dugaan keterlibatan pejabat lain di lingkaran Kemenaker. Jika terbukti bersalah, Noel terancam hukuman berat sesuai undang-undang tindak pidana korupsi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!