
Tingkat Kepuasan Publik Meningkat, Tapi Masalah Bandung Masih Menanti Solusi
Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Kota Bandung mengalami peningkatan signifikan. Dalam survei yang dilakukan oleh Badan Litbang Kompas pada 2 hingga 5 Juli 2025, tingkat kepuasan publik meningkat dari 44 persen menjadi 66 persen. Meski demikian, berbagai masalah yang masih ada di Kota Bandung, Jawa Barat, tetap menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul. Menurutnya, beberapa isu utama yang harus segera ditangani antara lain kemacetan lalu lintas, pengangguran, dan pengelolaan sampah. Hal ini disampaikan saat ia ditemui di Balai Kota Bandung, Senin, 25 Agustus 2025.
Langkah Konkret untuk Mengatasi Kemacetan
Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah pembangunan parkir vertikal. Erwin menjelaskan bahwa beberapa lokasi sedang dalam proses negosiasi, salah satunya adalah di belakang Pendopo Bandung yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. Proyek ini diharapkan dapat membantu mengurangi beban lalu lintas di pusat kota.
Selain itu, pihak pemerintah juga mempertimbangkan berbagai solusi lain untuk mengurangi kemacetan, seperti pengembangan transportasi umum dan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi di area tertentu. Namun, hingga saat ini, progresnya masih dalam tahap awal dan membutuhkan waktu serta koordinasi yang lebih baik antar lembaga terkait.
Pengelolaan Sampah Tetap Jadi Prioritas Utama
Meskipun masalah sampah telah bergeser dari posisi pertama menjadi ketiga dalam survei tersebut, Erwin menegaskan bahwa pengelolaan sampah tetap menjadi prioritas. Ia menjelaskan bahwa setiap hari, sekitar 1.496,31 ton sampah dihasilkan di Kota Bandung. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.000 ton masih dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, sementara sisanya dikelola melalui berbagai program.
Beberapa metode yang digunakan antara lain Kawasan Bebas Sampah, budidaya maggot, bank sampah, hingga penggunaan insinerator. Erwin menjelaskan bahwa pihaknya memiliki program tiga tahapan dalam pengelolaan sampah, yaitu penanganan, pemulihan, dan penormalan. Tujuan dari program ini adalah agar sampah bisa diatasi secara tuntas dan tidak menumpuk di tempat pembuangan akhir.
“Sampah hari ini harus beres hari ini,” ujarnya. “Sampai saat ini sudah terselesaikan.” Pernyataan ini sejalan dengan pernyataan dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Darto, yang juga menyebutkan bahwa masalah sampah belum sepenuhnya selesai.
Perlu Perubahan Sistem Pengelolaan Sampah
Darto menilai bahwa sistem pengelolaan sampah yang selama ini berjalan, yaitu kumpul, angkut, dan buang, masih memiliki kelemahan. Ia mengatakan bahwa jika terjadi masalah di TPA, maka akan berdampak besar pada keseluruhan sistem pengelolaan sampah.
Erwin berharap ke depan pengelolaan sampah bisa lebih efisien dan terpusat di tingkat RW. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi bergantung sepenuhnya pada TPA. Ia optimis bahwa dengan pendekatan baru dan partisipasi aktif dari warga, masalah sampah bisa segera selesai.
Tantangan yang Masih Ada
Meski tingkat kepuasan publik meningkat, tantangan yang dihadapi Kota Bandung masih cukup banyak. Kemacetan, pengangguran, dan pengelolaan sampah tetap menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius. Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk terus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak guna menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi warga.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!