
Kelangkaan Gas LPG 3 kg di Denpasar Berdampak pada Kehidupan Warga
Di tengah situasi kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi di kota Denpasar, Bali, warga mulai merasakan dampaknya secara langsung. Salah satu contohnya adalah Ni Wayan Suparmi, warga asal Tegal Arum, Denpasar. Ia mengaku kesulitan dalam memenuhi kebutuhan masak keluarganya karena tidak bisa memperoleh pasokan gas yang cukup.
Dikarenakan tidak bisa memasak lauk di rumah, ia harus membeli makanan dari luar. Hal ini membuat pengeluaran keluarganya meningkat. "Biasanya masak lauk di rumah lebih murah. Tapi sekarang tidak bisa, karena tidak ada gas," ujarnya saat membeli gas LPG 3 kg di pasar murah yang diselenggarakan oleh Desa Tegal Harum.
Suparmi mengatakan bahwa ia sudah dua hari tidak bisa membeli gas karena stok habis. Biasanya, ia membeli gas di Kopdes Tegal Harum, namun sistem pemesanan sangat ketat. "Di sana hanya tersedia 25 tabung per hari. Saya biasanya menggunakan 1 tabung selama 5 hari untuk kebutuhan 6 orang dalam keluarga," jelasnya.
Kondisi ini memberatkan karena ia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli makanan di luar. Bahkan, ia sempat pulang ke kampung halamannya di Marga Tabanan untuk membeli gas. "Saya bawa tabung gas saat pulang kampung. Harganya 25 ribu rupiah, dan di sana lebih mudah mendapatkannya dibanding Denpasar," katanya.
Pasar Murah sebagai Solusi Sementara
Pasar murah yang digelar di Desa Tegal Harum menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan gas LPG 3 kg. Kasi Kesra Desa Tegal Harum, Putu Cintya Lestari, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil koordinasi antara perbekel dan Dinas Perdagangan Kota Denpasar.
"Syaratnya hanya membawa KTP. Bukan hanya warga Desa Tegal Harum saja yang bisa membeli, tapi juga dari luar daerah. Yang penting memiliki KTP Indonesia," ujarnya.
Pada pasar murah kali ini, tersedia sebanyak 100 tabung gas LPG 3 kg. Meski jumlahnya terbatas, kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan pasokan gas.
Menurut Putu, kelangkaan gas ini sudah berlangsung beberapa minggu. Padahal, di Desa Tegal Harum sendiri terdapat beberapa pangkalan gas. Namun, akibat permintaan yang tinggi dan distribusi yang tidak merata, kondisi ini terus berlanjut.
Penyebab dan Dampak yang Terus Berlanjut
Masalah kelangkaan gas LPG 3 kg tidak hanya terjadi di satu titik, tetapi meluas hingga ke berbagai wilayah di Denpasar. Ini menyebabkan masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, terutama dalam hal memasak.
Banyak warga mengaku harus mengubah pola konsumsi makanan mereka. Sebagian besar memilih membeli makanan siap saji atau memasak hanya dengan nasi menggunakan rice cooker. Hal ini tentu berdampak pada pengeluaran yang meningkat.
Selain itu, beberapa warga bahkan rela melakukan perjalanan jauh ke luar kota hanya untuk membeli gas. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi masyarakat saat ini.
Upaya Pemerintah Daerah
Meskipun belum ada solusi permanen, pemerintah setempat terus berupaya untuk mengatasi masalah ini. Pasar murah seperti yang digelar di Tegal Harum merupakan langkah sementara yang diharapkan bisa meringankan beban masyarakat.
Namun, diperlukan koordinasi yang lebih baik antara pemerintah daerah, pangkalan gas, dan distributor agar pasokan bisa lebih stabil. Selain itu, peningkatan pengawasan terhadap distribusi gas juga diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan.
Masyarakat terus berharap agar masalah ini segera teratasi agar kehidupan sehari-hari bisa kembali normal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!