Ekspor Kaltim Naik Gara-Gara 14 Perjanjian FTA

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kaltim Jadi Penghasil Ekspor Terbesar Ketiga Nasional

Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil menjadi provinsi penghasil ekspor terbesar ketiga di tingkat nasional pada tahun 2024. Nilai ekspornya mencapai US$25,5 miliar, yang berkontribusi sebesar 9,55% dari total ekspor Indonesia. Pencapaian ini tidak lepas dari upaya optimalisasi perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) yang telah ditandatangani oleh Indonesia.

Heny Rusmiyati, Negosiator Perdagangan Ahli Madya Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan, menjelaskan bahwa membuka pasar non-tradisional sangat penting untuk memperluas akses ekspor sekaligus beradaptasi terhadap fluktuasi global. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia.

Dominasi Komoditas Primer

Ekspor Kaltim masih didominasi oleh komoditas primer. Batu bara (HS 2701) menjadi komoditas utama dengan nilai sebesar US$16,47 miliar. Disusul oleh lignit dengan nilai US$2,28 miliar dan minyak sawit yang mencapai US$2,24 miliar. Mitra dagang utama Kaltim adalah Republik Rakyat China (RRC), dengan nilai ekspor sebesar US$8,7 miliar. Diikuti oleh India dengan nilai US$3,5 miliar dan Jepang dengan nilai US$2 miliar.

Tren perdagangan antara periode 2015 hingga 2024 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 7,54%. Data pemanfaatan Surat Keterangan Asal (SKA) menunjukkan bahwa Form E (ASEAN-China FTA) mendominasi dengan nilai US$5,8 miliar, diikuti oleh Form D (ASEAN) dengan nilai US$3 miliar. Ini menunjukkan bahwa peluang optimalisasi perjanjian perdagangan bilateral lainnya masih terbuka.

Perjanjian Perdagangan yang Sedang Dijajaki

Saat ini, Indonesia sedang merundingkan sejumlah perjanjian perdagangan bebas (FTA). Ada 9 FTA yang sedang dalam proses negosiasi dan 15 perjanjian lainnya sedang dijajaki. Beberapa perjanjian yang sudah mencapai kesimpulan politik antara lain Indonesia-EU CEPA, serta Indonesia-Peru CEPA yang baru ditandatangani pada 11 Agustus 2025.

Strategi Hilirisasi Komoditas

Heny menekankan pentingnya hilirisasi komoditas ekspor sebagai strategi peningkatan daya saing. Proses hilirisasi dapat meningkatkan nilai tambah produk dan daya saing, sekaligus membuka lapangan kerja baru melalui tumbuhnya industri pengolahan di daerah.

Beberapa produk potensial yang bisa dikembangkan antara lain furnitur dan kerajinan kayu, fillet ikan beku, olahan rumput laut, kopi, olahan kakao, hingga minyak atsiri dari tanaman hutan.

Upaya Peningkatan Daya Saing

Pemerintah terus mengintensifkan upaya peningkatan daya saing ekspor melalui digitalisasi perizinan platform INATRADE dan e-Certificate of Origin. Selain itu, program pelatihan SDM ekspor juga diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) bersama instansi terkait.

Dukungan dari 44 perwakilan luar negeri melalui Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) juga menjadi tulang punggung penetrasi pasar internasional. Trade Expo Indonesia ke-40 yang akan diadakan pada 15-19 Oktober 2025 diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah perdagangan global.

Peningkatan Ekspor Semester Pertama 2025

Pada semester I/2025, ekspor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 7,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai US$135,4 miliar. Capaian ini memberikan optimisme bagi pencapaian target ekspor nasional. Namun, tantangan diversifikasi pasar dan produk tetap memerlukan perhatian serius.

Ekspansi ke kawasan Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan sebagai pasar non-tradisional menjadi agenda prioritas untuk mengurangi ketergantungan pada mitra dagang konvensional.