Dua Ancaman Mengancam: Krisis Plastik dan Iklim

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Dampak Lingkungan yang Mengancam Bumi

Dunia saat ini sedang menghadapi dua krisis lingkungan utama, yaitu krisis plastik dan krisis iklim. Kedua masalah ini tidak hanya berdampak pada ekosistem tetapi juga membahayakan kesehatan manusia serta keberlanjutan kehidupan di bumi. Sampah plastik terus meningkat di daratan dan lautan, mengganggu keseimbangan alami dan berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Sementara itu, pemanasan global memicu perubahan iklim yang menghasilkan cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan ancaman terhadap kelangsungan hidup.

Krisis Plastik: Masalah yang Terus Bertambah

Salah satu isu yang paling mendesak untuk segera ditangani adalah penumpukan sampah plastik. Produksi plastik secara global telah meningkat drastis dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 1950, produksi plastik hanya sekitar 2 juta ton, namun kini mencapai lebih dari 450 juta ton per tahun. Jika pola ini terus berlanjut tanpa adanya perubahan dalam pengelolaan dan sistem produksi, jumlah sampah plastik yang berakhir di lingkungan akan terus meningkat.

Tiga masalah utama terkait krisis plastik antara lain:

  1. Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik
    Jutaan ton sampah plastik mengalir ke laut setiap tahunnya, terutama dari wilayah pesisir dengan sistem pengelolaan limbah yang lemah. Sampah tersebut mencemari ekosistem laut, merusak habitat, dan mengancam keberlanjutan populasi ikan. Dalam jangka panjang, akumulasi ini juga berdampak pada rantai makanan yang dikonsumsi manusia.

  2. Rendahnya tingkat daur ulang
    Hanya sekitar 9 persen plastik yang berhasil didaur ulang secara global. Rendahnya angka ini disebabkan oleh keterbatasan teknologi, biaya pemrosesan yang tinggi, serta variasi jenis plastik yang sulit dipisahkan. Akibatnya, upaya pengurangan timbunan plastik berjalan sangat lambat.

  3. Munculnya mikroplastik
    Mikroplastik ditemukan di air minum, makanan laut, dan bahkan udara yang kita hirup. Partikel kecil ini berpotensi masuk ke tubuh manusia, meskipun dampak kesehatannya masih terus diteliti lebih lanjut. Kehadiran mikroplastik menunjukkan bahwa pencemaran plastik telah menyebar hingga ke tingkat yang sulit dikendalikan.

Krisis Iklim: Perubahan yang Tidak Terhindarkan

Selain krisis plastik, pemanasan global juga menjadi tantangan besar yang memicu perubahan iklim di berbagai belahan dunia. Suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,1 derajat celcius dibandingkan era pra-industri akibat akumulasi gas rumah kaca di atmosfer. Peningkatan suhu ini memicu berbagai fenomena ekstrem seperti gelombang panas, banjir besar, dan kekeringan berkepanjangan yang mengganggu stabilitas ekosistem serta aktivitas ekonomi.

Tiga masalah utama terkait krisis iklim antara lain:

  1. Peningkatan emisi gas rumah kaca
    Emisi karbondioksida global mencapai rekor tertinggi pada dekade terakhir, didorong oleh pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. Gas rumah kaca ini memerangkap panas di atmosfer sehingga meningkatkan suhu rata-rata global. Jika emisi tidak segera ditekan, pemanasan diproyeksikan melampaui ambang 1,5 derajat celcius dalam beberapa dekade mendatang.

  2. Fenomena cuaca ekstrem
    Peningkatan suhu global memperparah kejadian gelombang panas, banjir ekstrem, dan kekeringan berkepanjangan di berbagai wilayah. Fenomena ini mengganggu produksi pangan, merusak infrastruktur, dan mengancam kesehatan masyarakat. Dampaknya juga memperburuk ketimpangan sosial, terutama di negara berkembang yang memiliki kapasitas adaptasi terbatas.

  3. Kenaikan permukaan laut
    Permukaan laut global telah naik lebih dari 20 cm sejak awal abad ke-20 akibat pemuaian termal air laut dan mencairnya es di kutub. Kenaikan ini mengancam wilayah pesisir, termasuk pemukiman padat penduduk dan kawasan pertanian subur. Tanpa langkah mitigasi yang kuat, jutaan orang berisiko kehilangan tempat tinggalnya pada akhir abad ini.

Hubungan antara Krisis Plastik dan Krisis Iklim

Krisis plastik dan krisis iklim saling berkaitan melalui rantai pasok bahan baku fosil, infrastruktur industri, dan pola konsumsi global. Mengurangi produksi plastik virgin tidak hanya menekan volume sampah, tetapi juga menurunkan emisi yang dihasilkan industri petrokimia. Ekonomi sirkular dapat mengurangi hampir 40 persen emisi sektor plastik jika diterapkan secara luas. Selain itu, transisi energi menuju pengurangan bahan bakar fosil juga akan membatasi pasokan bahan baku murah untuk plastik. Oleh karena itu, kebijakan yang efektif harus bersifat lintas-sektor, yakni pengendalian produksi, desain ulang produk, investasi pada ekonomi sirkular, dan percepatan dekarbonisasi perlu berjalan beriringan.