
Target Swasembada Energi Indonesia dalam Lima Tahun
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target swasembada energi dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai hal ini, pemerintah dan sektor swasta harus bekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan energi nasional secara mandiri. Sektor hulu migas, pertambangan, serta pengembangan teknologi penangkapan karbon menjadi fokus utama dalam upaya mencapai janji Net Zero Emission pada tahun 2060.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Presiden memiliki target tinggi untuk meningkatkan produksi minyak nasional. Dalam jangka waktu 2028-2029, diharapkan produksi minyak bisa mencapai 900 ribu hingga 1 juta barel per hari. Angka ini menjadi tantangan besar yang memerlukan kerja keras dari berbagai pihak.
Dalam laporan Kementerian ESDM, pada semester I-2025, produksi minyak nasional mencapai 608,1 ribu barel per hari. Sedangkan lifting minyak mencapai 578 ribu barel per hari. Angka ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk peningkatan, terutama dengan penerapan teknologi yang lebih efektif.
Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR)
Salah satu strategi utama dalam meningkatkan produksi minyak adalah penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Menurut Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), STJ Budi Santoso, teknologi ini sangat penting untuk meningkatkan hasil produksi dari lapangan-lapangan tua yang cadangannya masih ada, namun tidak ekonomis jika hanya menggunakan metode primer dan sekunder seperti natural drive atau waterflooding.
Penggunaan EOR dapat meningkatkan pemulihan minyak dari 20–40% OOIP menjadi 30–60% OOIP, bahkan lebih tinggi pada beberapa kasus. Contohnya, lapangan tua yang sebelumnya hanya mampu menghasilkan 30% dari OOIP bisa meningkat hingga 50% dengan EOR. Ini menunjukkan potensi besar dari teknologi tersebut dalam industri migas.
Di dalam negeri, PT Elnusa Tbk (ELSA) sebagai bagian dari grup Pertamina telah mengembangkan layanan EOR yang terpercaya. Anak usaha mereka, PT Elnusa Petrofin (EPN), baru-baru ini melaksanakan injeksi Simple Surfactant Flooding (SSF) tahap pertama di Sumur BL-330, Lapangan Balam, Wilayah Kerja Rokan. Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) yang bertujuan meningkatkan produksi minyak nasional.
Survei Seismik dalam Eksplorasi Migas
Selain EOR, survei seismik juga menjadi salah satu cara utama dalam menemukan cadangan migas baru. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa survei seismik berfungsi sebagai "mata" eksplorasi migas. Tanpa data seismik, penemuan cadangan baru akan sulit dilakukan, terutama untuk mencapai target produksi 1 juta barel per hari.
Survei seismik digunakan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan, seperti antiklin, sesar, dan terumbu, yang berpotensi menyimpan migas. Selain itu, survei ini juga membantu mengurangi risiko eksplorasi dengan meminimalkan kemungkinan lubang kering.
Sebagai pionir dalam bisnis survei seismik di Indonesia, Elnusa telah menjalankan banyak proyek eksplorasi dan survei seismik. Pada tahun 2024 saja, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ini telah melakukan 18 proyek, termasuk survei seismik 2D & 3D, survei topografi, serta dilatasi hidrolik.
Ekspansi Bisnis di Sektor Tambang
Tidak hanya di sektor migas, Elnusa juga berhasil mengekspansi bisnis mereka ke sektor tambang. Pada April 2025, Elnusa menyelesaikan proyek survei seismik 3D dan multi-2D pertama di sektor pertambangan batubara. Proyek ini dilaksanakan di area konsesi milik PT Wahana Baratama Mining (WBM), anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yang berlokasi di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Ekspansi ini membuktikan bahwa Elnusa siap menjadi mitra strategis dalam mendorong keinginan sektor energi nasional. Dengan kapabilitas geofisika terintegrasi dari hulu ke hilir, Elnusa siap mendukung pengembangan sumber daya minerba.
Peluang Transisi Energi
Selain fokus pada migas dan tambang, Elnusa juga memperhatikan peluang transisi energi. Mereka telah memperkenalkan solusi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) end-to-end, yang mencakup proses penangkapan emisi, transportasi, penyimpanan, hingga pemanfaatan karbon.
Anak usaha Elnusa seperti PT Elnusa Trans Samudera (ETSA), PT Elnusa Petrofin (EPN), PT Sigma Cipta Utama (SCU), dan PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi (EFK) masing-masing memiliki peran dalam pengembangan CCUS. Dengan dukungan ini, Elnusa siap mendukung target swasembada energi Indonesia.
Kunci Sukses Elnusa dalam Mendukung Swasembada Energi
Menurut Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja, kolaborasi antara kontribusi sumber daya manusia, pengembangan teknologi, serta strategi kerja sama dengan mitra dalam dan luar negeri menjadi kunci keberhasilan Elnusa dalam mendukung swasembada energi. Harapan besar diarahkan agar Elnusa terus tumbuh berkelanjutan dan menjadi kebanggaan Indonesia di industri jasa energi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!