
Kemeriahan Sepak Bola di Jawa Timur
Di kota-kota besar seperti Surabaya dan Sidoarjo, atmosfer sepak bola menggema dalam beberapa hari terakhir. Ribuan suporter hadir untuk mendukung timnas Indonesia dalam berbagai pertandingan yang digelar. Stadion Gelora Bung Tomo dan Stadion Gelora Delta menjadi tempat utama bagi para penggemar sepak bola untuk menyaksikan aksi pemain tanah air.
Timnas U23 Indonesia memulai perjalanan mereka dalam ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Dari tanggal 3 hingga 9 September 2025, Stadion Gelora Delta Sidoarjo dipenuhi oleh ribuan penonton yang antusias. Mereka menyaksikan Garuda Muda bertanding melawan Laos, Makau, dan Korea Selatan. Di sisi lain, timnas Indonesia senior juga menambah semarak dengan laga melawan Taiwan pada 5 September 2025 dan Lebanon pada 8 September 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.
Rangkaian pertandingan ini menjadi momen penting bagi masyarakat Jawa Timur. Tribun stadion berubah menjadi lautan merah-putih, penuh teriakan, nyanyian, dan doa. Setiap detik pertandingan dirasakan oleh para penonton yang hadir secara langsung. Di tengah keramaian itu, ada seorang gadis muda bernama Winitasha Alya yang merasa lebih dekat dengan kebahagiaan yang ditawarkan oleh sepak bola.
Awal Cinta yang Sederhana
Kisah cintanya kepada timnas Indonesia dimulai dari hal yang sederhana dan bahkan lucu. Ia mengaku baru benar-benar mengikuti timnas sekitar dua tahun terakhir, tepatnya ketika pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-yong masih melatih. Awalnya ia hanya tertarik karena pemain-pemainnya terlihat ganteng. Namun, perlahan rasa cinta tersebut berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam.
Winitasha mulai melihat lebih jauh dari sekadar wajah pemain. Ia menemukan bahwa sepak bola memiliki permainan, drama, dan cerita yang menarik. “Semakin lama aku merasa bahwa sepak bola itu seru juga. Ada banyak hal yang bisa kita ambil dari sepak bola,” katanya.
Kenangan yang Tak Terlupakan
Salah satu momen yang tak pernah lepas dari ingatannya adalah saat ia menyaksikan langsung Timnas U19 asuhan pelatih Indra Sjafri meraih gelar juara Piala AFF U19 di Surabaya pada tahun 2024. Bersama keluarganya, ia hadir sejak semifinal hingga partai puncak. Ia merasakan bagaimana sebuah stadion bisa menyatukan ribuan hati dalam euforia yang sama.
Sejak saat itu, mendukung timnas Indonesia bukan lagi sekadar hiburan bagi mahasiswa Universitas Airlangga itu, melainkan sebuah perjalanan emosional. Baginya, atmosfer stadion tidak bisa digantikan oleh tayangan di layar kaca.
“Kesannya berbeda antara nonton di TV dan nonton langsung. Euforia yang ada di stadion sangat luar biasa. Apalagi saat suporternya heboh dan memberi dukungan,” ujarnya.
Suporter Perempuan yang Percaya Diri
Selain itu, pengalamannya di stadion juga membuktikan bahwa sepak bola kini bukan lagi dunia yang identik dengan laki-laki. Ia melihat semakin banyak perempuan hadir di tribune, menikmati pertandingan dengan rasa aman. “Bagi perempuan yang ingin menonton sepak bola, ini sangat cocok. Jadi sudah tidak lagi dibedakan antara laki-laki dan perempuan,” katanya.
Meski begitu, ia tetap menjaga batas dalam cara mendukung. Menurutnya, memberikan semangat cukup dilakukan di stadion, tanpa harus mengganggu privasi pemain di luar lapangan. “Tidak sampai ke hotel-hotel gitu. Kami cukup memberikan dukungan di stadion saja. Kalau mereka di hotel, biarkan istirahat,” tambahnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!