
Sosok Ferry Irwandi yang Tak Hanya Kritis Tapi Juga Seorang Seniman
Ferry Irwandi, CEO Malaka Project, kini menjadi sorotan publik karena sikap kritisnya di media sosial. Ia dikenal berani menyampaikan pendapat dan tidak segan mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro terhadap kepentingan rakyat kecil. Kritik yang ia lontarkan sering kali menyentuh isu-isu sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Sikap berannya membuat Ferry dianggap sebagai sosok yang lugas, jujur, dan tidak takut menyampaikan suara hati nurani.
Namun, di balik sifat kritisnya, Ferry ternyata memiliki sisi lain yang jarang diketahui banyak orang. Ia bukan hanya seorang pemimpin perusahaan yang visioner, tetapi juga seorang seniman yang mencintai musik. Ferry Irwandi dikenal mahir memainkan alat musik dan sering tampil bersama istrinya di berbagai kesempatan. Setiap kali sang istri manggung, Ferry kerap setia menjadi pengiring sekaligus pendukung utama.
Muthia Nadhira, Sang Penyanyi dengan Suara Emas
Istri Ferry, Muthia Nadhira, adalah seorang penyanyi yang memiliki suara emas dan karakter vokal yang khas. Nama lengkapnya, Muthia Nadhira, sudah tidak asing lagi di kalangan pecinta musik yang mengagumi warna suaranya. Sejak lama, Muthia menekuni dunia tarik suara dengan kemampuan menyanyi di berbagai genre lagu.
Salah satu genre yang paling melekat dalam dirinya adalah musik jazz yang elegan dan penuh nuansa. Muthia kerap membawakan lagu-lagu jazz dengan lembut, menghadirkan nuansa romantis dan melodis yang memikat hati pendengar. Kemampuan vokalnya membuat penampilan Muthia terasa hidup, seolah setiap nada memiliki cerita tersendiri.
Meski identik dengan jazz, Muthia tidak membatasi diri hanya pada satu aliran musik saja. Ia mulai mengeksplorasi berbagai genre lain, baik yang masih serumpun dengan jazz maupun yang berbeda jauh. Eksperimen musikal yang ia lakukan membuat penampilannya semakin kaya warna dan penuh kejutan.
Selain mahir bernyanyi, Muthia juga memiliki ketertarikan kuat pada dunia sastra. Ia pandai merangkai kata-kata indah yang kemudian dituangkan dalam bentuk lirik lagu. Bakatnya menulis lagu membuat Muthia tidak hanya menjadi seorang penyanyi, tetapi juga seorang songwriter sejati. Hingga kini, ia telah menghasilkan sejumlah karya orisinil yang lahir dari kreativitas dan pengalaman pribadinya.
Setiap lagu ciptaan Muthia memiliki ciri khas yang membedakannya dari karya musisi lain. Beberapa karyanya sudah ia bagikan melalui kanal musik digital seperti Spotify. Salah satu lagu ciptaannya yang berjudul “Disclosure” berhasil dirilis secara resmi pada 12 Juni 2024. Lagu tersebut mendapat sambutan hangat dari para pendengar dan semakin mengukuhkan namanya di industri musik.
Perjalanan Karier Ferry Irwandi
Ferry Irwandi dikenal luas sebagai seorang konten kreator yang memiliki gaya khas dalam menyampaikan gagasan serta mampu memikat perhatian audiens di berbagai platform digital. Ia lahir di Jambi pada tahun 1980, tumbuh besar di lingkungan keluarga yang menanamkan pentingnya pendidikan dan kedisiplinan sejak dini. Sang ayah berprofesi sebagai dosen, sementara ibunya bekerja di sektor formal, sehingga atmosfer akademis dan profesional telah akrab baginya sejak masa kecil.
Latar belakang keluarga yang berpendidikan itu memberi pengaruh besar dalam membentuk karakter Ferry yang kritis, tekun, serta memiliki semangat belajar yang tinggi. Tak heran jika kemudian ia berhasil menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), sebuah institusi bergengsi yang melahirkan banyak aparatur negara handal.
Walaupun menekuni bidang akuntansi, darah seni ternyata juga mengalir deras dalam dirinya dan menjadikan Ferry sosok yang multidimensi. Rasa cintanya pada dunia seni mendorongnya aktif bergabung dengan klub teater serta grup film bernama SCENE, tempat ia menyalurkan kreativitas sekaligus memperluas jejaring.
Perjalanan karier Ferry Irwandi pun terbilang unik dan mengejutkan, sebab publik awalnya mengenalnya sebagai aparatur negara sebelum benar-benar fokus di dunia digital. Pria yang kini berusia 45 tahun itu pernah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan, posisi yang bagi banyak orang merupakan pekerjaan mapan dan prestisius. Namun, benih ketertarikan Ferry terhadap pembuatan konten semakin tumbuh seiring keterlibatannya dalam berbagai proyek video, hingga perlahan menggeser minat utamanya.
Saat menikmati proses kreatif di balik kamera, ia justru merasa kehilangan semangat ketika harus menjalani rutinitas sebagai Aparatur Sipil Negara. Dari titik itulah Ferry mulai menyadari bahwa pekerjaannya sebagai ASN sudah tidak lagi sejalan dengan idealisme maupun panggilan hatinya yang lebih condong ke ranah seni dan media.
Pada tahun 2010, ia akhirnya mengambil keputusan besar dengan mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai PNS demi fokus penuh mengembangkan kanal YouTube yang digagasnya. Keberaniannya melepaskan status pegawai negeri itu membawanya lebih leluasa bereksperimen, hingga lahirlah berbagai karya kreatif yang meneguhkan identitasnya sebagai konten kreator.
Tak berhenti di sana, Ferry Irwandy juga menggagas Malaka Project, sebuah gerakan yang ia desain untuk membentuk masyarakat agar lebih cerdas, kritis, serta memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi sosial di sekitarnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!